SOLOK, METRO – Pemerintah Kabupaten Solok sangat fokus menjalankan program Sekolah Umum Berbasis Pesantren (SUBP). Diharapkan sebanyak 17 dari 67 SMP dan 85 SD di Kabupaten Solok yang telah menerapkan program tersebut, akan digenjot untuk lebih memaksimalkan penerapan SUBP sekolahnya.
Agar harapan tersebut dapat terealisasi, Bupati Solok Gusmal meminta seluruh majelis guru, komite sekolah untuk berperan lebih aktif. Begitu juga elemen masyarakat lainnya. Seperti wali nagari, pengurus KAN, Bundo Kanduang, tokoh masyarakat.
“Kita tidak main-main dalam menjalankan program ini, makanya perlu sinergitas antar lini dan saling bahu membahu menjalankan program SUBP ini di sekolah,” ujar Gusmal saat rapat evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan SUBP, kemarin.
Gusmal meminta tim dari Dinas Pendidikan memberikan pelatihan dan pembinaan, dengan harapan bahwa setiap sekolah mampu memahami dan menerapkan program SUBP tersebut. Apalagi 17 sekolah piloting SUBP itu sudah satu tahun lebih menerapkan SUBP. Sedangkan 85 SD baru berjalan pada Juni lalu. “Seandainya masih belum sanggup memenuhi kriteria yang kita tetapkan, tentu akan dilempar ke sekolah lain,” tegasnya.
17 SMP dan 85 SD diminta untuk serius dalam menerapkan program SUBP. Hal ini terkait target ditahun 2019 nanti seluruh SMP dan SD di Kabupaten Solok dapat menjalankan program tersebut. Untuk lebih mendukung 17 SMP pilot project SUBP ini mampu menerapkan secara mandiri dan ke depannya bisa rangkul 50 SMP lainnya.
SUBP pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan keterpaduan antara konsep pendidikan nasional dengan nilai-nilai ajaran Agama Islam (Pesantren). Konsep operasional SUBP merupakan akumulasi dari proses pembudayaan, pewarisan dan pengembangan ajaran agama Islam, budaya dan peradaban Islam dari generasi ke generasi.
“Mari kita serius dan disiplin dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Sebab SUBP ini merupakan program unggulan dan inovatif Pemkab Solok, tingkatkan prestasi pendidikan Kabupaten Solok melalui SUBP,” ajak Gusmal.
Gusmal mengatakan, seiring munculnya program tersebut, serta merta dalan hal ini guru juga harus terlibat dalam sistem berbasis pesantren. Dimana jangan hanya sekedar jadi guru, tetapi harus memiliki ilmu dan pengetahuan keagamaan untuk menjadi guru.
Sehingga dalam menjalankan proses pembelajaran, seluruh guru mampu mengendalikan siswa serta membentuk karakter dasar siswa. Sebab, pendidikan bukan hanya unsur akademik, guru juga harus paham masalah adat, budaya, dan tentunya agama.
Selain itu, ia juga menyebut sistem pembelajaran saat ini belum terlalu efektif, memang nilai akademik menjadi prioritas. Namun perihal sikap dan akhlak juga harus sejalan dengan itu. “Maka dari itu, perlu ditingkatkan lagi mutu pendidikan karakter bagi peserta didik. Namun disamping itu, perlu ditanamkan pula penguatan nilai keagamaan dalam diri siswa. Sistem yang ada sekarang akan kita evaluasi agar kualitas pendidikan akan lebih baik,” jelasnya. (vko)
Komentar