SOLSEL, METRO
Sedikitnya, 7 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Solok Selatan (Solsel) menerima bantuan modal usaha dari Kementerian Koperasi dan UKM. Total bantuan yang diserahkan sebesar Rp84 juta. Bantuan modal tersebut diserahkan oleh Plt Bupati Solsel yang diwakili oleh Asisten I bidang Pemerintah dan Kesra Setdakab setempat, H Fidel Efendi didampingi Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Budiman kepada pelaku UKM, Rabu (2/9).
“Bantuan modal ini hendaknya dapat dimanfaatkan untuk kemajuan perkembangan usaha kedepannya sehingga berimbas pada kemajuan ekonomi. Dengan adanya bantuan modal pemerintah ini, diharapkan UKM bertambah maju dan berkembang sehingga bisa menyerap tenaga kerja yang berimbas meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat,” ujar Fidel.
Bantuan stimulan dari pemerintah pusat, disaat pandemi melanda, dan kesulitan modal atau finansial pendanaan, ada beberapa UMKN yang mendapat modal. Berkaca pada Krismon, hanya UKM dan petani yang mampu bertahan, karena mereka tidak memiliki bahan mentah dari ekspor. Demikian juga saat pandemi ini pemerintah berharap kepada UKM untuk pemulihan ekonomi. “Yang jelas, manfaatkan sesuai peruntukannya, yaitu untuk perluasan modal usaha untuk kemajuan usaha. Pelaku UMKM harus pandai-pandai dalam pemasaran, dengan menjaga kualitas dan rasa,” kata Fidel.
Para pelaku UKM harus bisa berinovasi dan memiliki kreatifitas, baik dalam pemasaran maupun kemasan sehingga lebih berkembang lagi. ”Pelaku UKM harus kreatif dalam menjalankan usahanya seperti makanan yang disuguhkan memiliki ciri khas rasa dengan kemasan semenarik mungkin,”kata Fidel.
Dia mengatakan, yang menjadi kekurangan UKM di Solsel selama ini adalah kemasan yang kurang menarik sehingga harus berinovasi lagi. Selain itu, pelaku UKM juga harus ulet dalam pemasaran dan manfaatkan kemajuan teknologi seperti media sosial.
“Di era teknologi saat ini, bagaimana cara pemasaran dan pengemasan yang menarik. Lalu bagaimana cara promosi terbaik, sehingga mampu menjadi daya tarik bagi konsumen. Dan pelaku UMKM harus bisa menghasilkan produksi makanan yang khas,” kata Fidel.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Solsel, Budiman, menyebutkan, para pelaku UKM yang di usulkan menerima bantuan modal, adalah yang sudah diberi pelatihan dan memeiliki sertifikat serta dilampirkan profil usahanya.
“Dari 7 yang dapat itu, kami mengusulkan 22 UKM untuk menerima bantuan modal, tapi karena proses seleksinya bukan hanya didaerah tapi juga di Provinsi dan Kementerian hanya tujuh UKM yang memperolehnya,” jelas Budiman.
Bantuan modal dari kementerian Koperasi dan UKM bagi pelaku UKM di Solok Selatan sebesar Rp84 juta untuk tujuh UKM dan masing-masing UKM memperoleh Rp12 juta. Pada tahun 2019 kemaren, ada 10 UKM Solsel yang mendapat bantuan dan semuanya merupakan jenis usaha kerajinan. Sedangkan untuk tahun ini ketujuhnya untuk produk makanan.
Diharapkan, bantuan ini digunakan oleh pelaku UKM untuk mengembangkan usaha sehingga berdampak positif bagi kemajuan ekonomi. Manfaatkan sesuai program yang diajukan, karena akan dilakukan evaluasi. “Semoga ini berdampak positif pada ekonomi Solsel, bantuan ini merupakan bantuan lepas untuk modal usaha kepada pelaku UMKM,” tutur Budiman.
Salah seorang pemerima modal, Joni Hendri, menyebutkan, bantuan yang didapat ini akan digunakan untuk pengembangan usaha kerupuk yang selama ini digelutinya. Bantuan ini terutama untuk penambahan produksi dan peralatan. “Bantuan yang didapat ini digunakan untuk pengembangan usaha, tentunya bagaimana bisa produksi meningkat dan membuka lapangan kerja,” jelas Budiman, pemilik usaha Kerupuk Sayap Mas 88 ini.
Dipihak lain, penerima modal usaha dari Kementerian Koperasi dan UKM, Elvi Rahmi, mengatakan, bahwa bantuan modal usaha yang didapat ini digunakan untuk pengembangan usaha Seperti pembelian alat seperti oven dan cetakan. “Selama pandemi, ada penurunan omset hingga 50 persen, dimana biasanya kami mampu mendapatkan Rp 8-10 juta, namun saat pandemi hanya separuhnya,”kata pemilik Afifa Cake ini. Selain itu, selama pandemi ada beberapa bahan pembuatan kue yang susah didapat, akibat ada peraturan dari pemerintah untuk protokol Covid-19 sehingga ekspedisi tidak lancar. (afr)