Diperhatikan melalui data yang tercatat ada sekitar 9000 data pelanggan PDAM di Sawahlunto. Tambahan kenaikan tarif Rp 200 m/kubik semoga bisa meningkatkan pelayanan hingga sampai kerumah-rumah pelanggan.
“Dalam perhitungan anggaran, kebutuhan pompa di Rantih dua lagi hingga pengaturan air bisa optimal. Idealnya untuk operasi digunakan pompa tiga, namun karena dua yang rusak hanya satu pompa yang beroperasi. Tapi diusahakan kita beli pompa baru untuk memenuhi kapasitas air di bak penampungan Kayu Gadang, anggaran satu pompa nya Rp. 2,5 miliar,” ujarnya.
Sumber air PDAM Sawahlunto untuk penampungan bak di Kayu Gadang itu berasal dari Rantih dan Sumpahan. Namun untuk Sumpahan sampai saat ini debit air nol kosong, sedangkan kondisi embung Sumpahan memprihatinkan.
“Tapi sampai saat ini belum ada serah terima dengan PDAM Sawahlunto dari PUPR Propinsi sudah 5 tahun. Meskipun embung sudah ada jaringan tertier sudah ada juga tapi karena belum serah terima belum bisa ditindak lanjuti oleh PDAM Sawahlunto. Sehingga kapasitas air di bak Kayu Gadang tidak mencukupi untuk dialirkan ke pelanggan yang berada di daerah ketinggian,” keluhnya. (pin)