Warga lainnya Gus (57) juga mengeluhkan hal yang sama terkait abu pembakaran yang tidak dikelola dengan baik ini. Kenapa abu pembakaran dari pembangkit listrik ini tidak selesai dalam pengelolaannya. Anak-anak kami yang imun tubuhnya masih belum sempurna, sangat tidak leluasa bermain di luar rumah. Lingkungan halaman dan sekitar kami tidak bersih, disebabkan setiap harinya terimbas dari abu yang beterbangan.
“Dulu warga diberikan pemeriksaan gratis oleh PLN IP Ombilin dengan mendatangkan dokter untuk kami tiap tahunnya dan dikelola oleh desa. Bila ada keluhan bagi yang non PNS diberikan jaminan kesehatan untuk berobat dan dibayarkan oleh PLN IP Ombilin. Namun sekarang sudah tidak ada lagi, sudah hampir 3 tahun belakangan tidak ada pemeriksaan kesehatan. Meskipun pasca diperiksa kesehatan tidak ada tindak lanjutnya,” ucapnya dengan sedih melihat nasib anak-anak tersebut.
Dari keluhan masyarakat terkait kesehatan mereka pihak POSMETRO juga mengkonfirmasi dengan PJ Wali Kota Sawahlunto Fauzan Hasan terkait hal ini via WhatsApp. PJ Walikota Sawahlunto mengatakan pihaknya akan minta dinkes cek dulu laporan gangguan kesehatan daru masyarakat. “Kami akan menugaskan pihak dinaskes untuk melakukan cek kesehatan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu Kadis Kesehatan Kota Sawahlunto Ranu Vera mengatakan, bahwa biasanya menyerang alat pernafasan. Terkait abu batu bara juga demikian menjadi penyebab salahsatu terganggunya pernafasan,” jelas Ranu Vera.
Sementara pihak PT. PLN IP Ombilin melalui Humasnya yang dikonfirmasi via WhatsApp sejak Jumat sampai saat ini tidak membalas dan menjawab, mengenai gangguan kesehatan yang dikeluhkan masyarakat terkait pengelolaan sisa abu pembakaran batubara (FABA). (pin)