SAWAHLUNTO, METRO–Kota Sawahlunto masuk sebagai kota yang tingkat kemiskinan terendah di Negara Republik Indonesia, dibandingkan dengan Kabupaten/Kota yang lain. Kepala Badan Pusat Statistik Kota Sawahlunto Yerison kepada POSMETRO mengemukakan, berdasarkan data secara global Sawahlunto memang masuk yang terendah. Sebelumnya Kota Sawahlunto masuk 3 (tiga) besar terendah, namun sekarang Kota pesaing seperti Bali memang terpuruk akibat dampak dari covid 19 yang melanda.
“Dari data BPS Sawahlunto sejak tahun 2019 tingkat kemiskinan Kota Sawahlunto 2,17 persen, tahun 2020 menurun menjadi 2,16 persen, tahun 2021 naik mencapai 2,38 persen. Kenaikan ini tidak separah Kabupaten/Kota yang lain. Makanya tingkat kemiskinan Kota Sawahlunto rendah dari daerah lain,” ujarnya.
Yerison menjelaskan indikator kemiskinan itu dinilai dari pengeluaran bukan pendapat. Untuk Kota Sawahlunto batasnya kemiskinanya Rp.416 ribu per kepala tiap bulanya. Dalam artian 1 orang bila biaya pengeluaranya diabawah Rp.416 ribu sebulanya maka bisa dikatakan masuk kategori miskin. Perhitungan sesuai dengan aturan Survey Sosial Ekonomi Nasional dari pusat yang dilaksanakan setiap tahunnya pada bulan Maret selama sebulan dengan sampel sebanyak 540 orang secara acak di empat Kecamatan yang ada di Kota Sawahlunto.
Dan ini terkait bila seseorang itu dapat bantuan berupa uang atau barang maka bantuan tersebut ditambahkan juga dalam pengeluaran, sehingga pengeluaran orang itu bisa terbantu dari bantuan yang sering diberikan oleh Pemko atau instansi lainnya. Dan mengurangi angka kemiskinan.
“Makanya Sawahlunto bisa menjadi Kota yang terendah kemiskinannya meski terkena dampak covid tapi tidak parah, ditambah banyaknya jenis bantuan yang diberikan kepada warganya. Sehingga tidak signifikan persentase kemiskinannya naik dari tahun 2020 ke tahun 2021,” urai Yerison.
Perbedaaan perhitungan angka kemiskinan di BPS dengan Dinas Sosial adalah pada BPS itu secara makro sehingga disebut angka kemiskinan Kota Sawahlunto dan dihitung dengan pengeluaran seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, bukan dilihat dari pendapatan. Kalau di Dinas Sosial dihitung perorangan dan pendapatanya. (pin)