Laporan : Efanurza, Kota Pariaman
Kota Pariaman merupakan salah satu kota yang berada dalam wilayah zona hijau. Atas dasar itulah sekolah kembali dibuka di Kota Pariaman. Untuk menghadapi proses belajar mengajar tersebut Pemerintah Kota Pariaman telah mempersiapkan semua hal untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar pada era new normal.
“Kota Pariaman telah kembali menyekolahkan SD, SMP/sederajat dan termasuk SMA/SMK di Kota Pariaman yang sebenarnya kewenangan Provinsi Sumatera Barat,” kata Walikota Pariaman Genius Umar, kemarin.
Dalam pelaksaan proses belajar mengajar tersebut Pemko telah mengatur kebijakan masing-masingnya. Namun untuk TK atau PAUD, masih dirumahkan sedangkan SD kelas I, II dan III tetap melaksanakan belajar tapi belajar dirumah dan dipantau oleh gurunya masing-masing yang langsung datang ke rumah siswa.
Aturan yang harus ada disetiap sekolah saat sekolah mulai dibuka antara lain pengecekan suhu guru dan murid didepan gerbang sekolah, adanya tempat cuci tangan disetiap kelas, anak- anak wajib menggunakan masker dan bila lupa pihak sekolah menyediakan masker untuk muridnya dan orangtua murid mengantar dan menjemput anak hanya sampai pagar saja. “Kita telah terapkan kesetiap sekolah agar sekolah dan anak wajib mematuhi protokol kesehatan demi keamanan kita bersama,” ujarnya.
Wali kota mengharapkan perhatian yang lebih dari para guru kepada murid SD, karena mereka belum semuanya paham dan mengerti akan bahaya pandemi covid-19.
“Kita tadi juga ingatkan murid SD agar tidak menukar maskernya dengan teman karena bisa membahayakan diri sendiri,” ungkapnya.
Sementara itu di SMK N 2, berbagai sarana prasarana kesehatan peserta didik telah dipersiapkan sebelum peserta didik mulai masuk sekolah pada 13 Juli.
“Segala sesuatunya sudah kami persiapkan semaksimal mungkin, mulai dari tempat pencucian tangan yang sudah kami letakan di depan pintu gerbang masuk sekolah. Ada dua tempat pencucian tangan yang kami sediakan lengkap dengan sabun cuci tangan dan tisunya serta tempat sampah pembuangan,” kata Kepala SMK N 2 Pariaman Arrahmi, kemarin.
”Tujuannya kami letakan dua tempat pencucian tangan, agar tidak terjadi antrian yang panjang bagi peserta didik, dan ketika mereka antre kami juga sudah menyediakan tempat tanda telapak kaki dimana mereka harus menunggu untuk menjaga sosial distancing diantara mereka ketika menunggu antrean,” tuturnya.
“Selain itu kami juga menyediakan 10 buah thermo gun (alat pengukur suhu), untuk pemeriksaan suhu tubuh peserta didik, guru, dan staf, ketika masuk ke lingkungan sekolah, dan juga kami persiapkan di kantor ketika ada orang lain yang datang berurusan ke kantor,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan, untuk suhu tubuh peserta didik yang lebih dari 36 derajat celcius kami akan langsung menyuruh mereka untuk kembali pulang beristirahat, dan memeriksakan kesehatan mereka. Jika mereka sudah sehat mereka boleh datang lagi ke sekolah untuk belajar.
Setelah peserta didik mencuci tangan, melakukan pengecekan suhu tubuh, pihak sekolah juga menyediakan masker yang akan diberikan kepada peserta didik yang tidak membawa masker ke sekolah.
Kemudian dimasing-masing kelas kami juga menyediakan hand sanitizer sebanyak satu kotak, dan juga tempat pencucian tangan di depan kelas masing-masing. Untuk menjaga lingkungan steril dari virus dan bakteri, kami juga melakukan penyemprotan disinfektan di masing-masing kelas dan juga lingkungan sekolah. Penyemprotan kami lakukan sebanyak dua kali dalam seminggu, agar tidak ada virus atau bakteri yang bisa menjangkiti anak-anak didik kami.
Terakhir kami juga menyediakan atribut-atribut dan juga baner tentang pedoman new normal produktif dan aman Covid-19, dan juga tentang tips menjalani kehidupan new normal di tengah pandemi Covid-19 di sekolah.
“Semua isi dari atribut tersebut harus diketahui oleh peserta didik dan yang lainnya, mereka baca dan mereka pahami, setelah itu mereka harus mematuhi dan menjalaninya”, terang Kepala Sekolah yang bersahaja ini.
”Semoga dengan semua persiapan yang telah kami lakukan ini, pendidikan bisa berjalan dengan baik dan lancar, anak-anak juga terjaga kesehatannya,” ujarnya.
Sebelumnya, Kadis Dikpora (Pendidikan Pemuda dan Olahraga) Kota Pariaman, Kanderi menyampaikan pembelajaran tatap muka tanggal 13 juli nanti tidak sama dengan pembelajaran tatap muka sebelum masa pandemi Virus Covid-19 ini. Untuk itu keselamatan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan sangat penting.
“Sebelum memasuki pembelajaran tatap muka pada tahun pelajaran 2020/2021 beberapa tahapan yang harus disiapkan oleh satuan pendidikan. Setiap satuan pendidikan harus melakukan sterilisasi sekolah dengan menyemprot sekolah dengan cairan disinfektan, pendidik dan tenaga kependidikan akan di tes swab oleh Dinas Kesehatan Kota Pariaman,” ucapnya.
“Kita juga membentuk tim gugus tugas tingkat satuan pendidikan, menyediakan tempat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) setiap kelas, satuan pendidikan menyediakan masker, thermo gun, hand sanitizer dan membuat informasi mengenai standar kesehatan Covid-19,” jelasnya.
Selanjutnya, Kanderi juga menjelaskan pada saat pembelajaran jumlah murid per kelasnya dibagi dua, dangan mengatur jarak meja dan tempat duduk siswa.
Setiap kelas memiliki jadwal 1 minggu belajar tatap muka di sekolah, dan 1 minggu belajar daring dari rumah, dimana jadwal jam pelajaran dimulai pada pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 10.15 WIB, kemudian siswa langsung pulang.
“Siswa berangkat dan pulang sekolah, diantar dan dijemput oleh orang tua/keluarga atau menggunakan fasilitas bus sekolah dengan menerapkan protokol Covid-19,” ucapnya.
Sebelum masuk kelas, suhu siswa diukur dengan thermo gun, mencuci tangan pakai sabun serta menyemprotkan cairan disinfektan pada telapak sepatu siswa. Bila suhu badan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan tinggi 38°C, maka disuruh kembali pulang dan berobat. Pembelajaran kali ini tidak ada jam istirahat dan kantin sekolah tidak diizinkan, siswa tidak diperbolehkan belanja/jajan di lingkungan sekolah.
“Yang kita izinkan melakukan pembelajaran mulai dari kelas tinggi tingkat SD (kelas 4,5 dan 6), serta untuk pelajar SMP dan SMA/SMK. Sedangkan untuk kelas rendah (kelas 1,2 dan 3 SD), TK dan Kelompok Bermain, belum diizinkan belajar tatap muka. Jika keadaan ini tetap terkendali, maka dua bulan yang akan datang, baru diizinkan belajar tatap muka,” tambahnya mengakhiri. (***)