Menampung Keluhan dan Masukan, BPJS Kesehatan Edukasi Pasien HD

SIMPANGBENTENG, METRO
Setelah menggelar Kegiatan Goes To Customer (GTC) dengan pasien Hemodialisa (HD) se Kabupaten Tanah Datar beberapa waktu lalu, kali ini BPJS Kesehatan Cabang Payakumbuh kembali edukasi pasien HD di wilayah Kota Payakumbuh di Hotel Mangkuto, Sabtu (19/7).

Dalam Kegiatan tersebut BPJS Kesehatan menghadirkan dr. Erza selaku penanggung jawab pasien HD di RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh dan Dance Menara Sianturi selaku pakar ahli gizi. Dari 100 peserta yang diundang, peserta yang hadir sebanyak 58 peserta Hemodialisa dari berbagai daerah di Kota Payakumbuh.

Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah menampung keluhan dan masukan dari peserta JKN-KIS kepada BPJS Kesehatan dalam pelayanan dan penyelenggaraan JKN-KIS. Selain itu, peserta yang masih kurang memahami alur pelayanan, hak sebagai peserta JKN-KIS, juga dapat bertanya pengetahuan seputar JKN-KIS.

Saat membuka kegiatan GTC yang diselenggarakan, Febri Yanti kepala BPJS Kesehatan Cabang Payakumbuh mengungkapkan, Kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud kepedulian BPJS Kesehatan kepada customer, dimana selain mendapatkan informasi seputar JKN-KIS, peserta juga diberikan pemahaman tentang penyakit Hemodialisa (HD), bagaimana makanan dan minuman gizi seimbang, dengan mendatangkan narasumber ahli dibidang tersebut.

“Kami mengharapkan bapak ibu semuanya sehat kembali seperti biasa, selain mengetahui informasi seputar JKN-KIS diharapkan dengan kami mendatangkan Ibu dr. Erza dan Ibu Dance Bapak Ibu bisa menanyakan apapun informasi tentang penyakit bapak ibu saat ini,” ucap Febri.

Pada Kesempatan itu dr. Erza menyampaikan bahwa jalan-jalan, Family Gathering juga merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik.

Selain itu konsumsi pasien HD harus cukup. Cukup kalori, cukup asupan cairan, garam dan kalium. Fungsi ginjal selain mengeluarkan hasil sisa metabolisme juga mengendalikan keseimbangan air.

“Ginjal yang biasanya bekerja terus 24 jam untuk mengatur itu semua, saat ini digantikan dengan kerja mesin 2 x 4,5 jam dalam seminggu atau cuci darah yang bapak ibu lakukan 2 kali seminggu. Bisa dibayangkan banyak pola hidup yang harus dijaga dan bapak ibu patuhi untuk menjaga itu semua,” ujar dr. Erza.

Agusarti (58 ) warga sarilamak Payakumbuh menyampaikan sudah 10 tahun menjadi pasien HD dan rutin melakukan cuci darah 2 kali dalam seminggu.

“Beruntung sekali sejak ada program JKN-KIS, penyakit gagal ginjal membutuhkan biaya yang sangat besar, sekali cuci darah bisa mengeluarkan biaya Rp 800.000,- sampai Rp1.200.000 sekali cuci darah, dan itu semua ditanggung BPJS Kesehatan,” ucapnya

Agusarti sangat berharap pelayanannya dipertahankan, karna yang dia rasakan selama ini tidak pernah ada dibeda-bedakan pasien umum dan BPJS Kesehatan. (us)

Exit mobile version