Perantau Korea dan Eropa, Jadikan Rendang Jagung Oleh-oleh

Randang Jagung Makranin

LIMAPULUH KOTA, METRO–Terbilang baru, unik dan memiliki kekhasan rasa tersendiri, varian rendang Jagung telah men­dapat tempat di hati masyarakat perantau asal Lima Puluh Kota yang ada di Korea dan Eropa sebagai oleh-oleh dari kampung halaman. Di pasar lokal dan nasional, randang Jagung juga banyak permintaan.  Pemilik rendang Jagung Makranin, yang berproduksi di Jo­rong Tambun Ijuk, Nagari Koto Tinggi Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Oldi Putra, harus memenuhi permintaan konsumen dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Riau, Jambi dan Sumut. Meski, telah menembus pasar nasional, namun dampak covid-19 juga di­rasakannya.

Permintaan pasar yang terus ada setiap hari, memaksa pemilik randang Jagung harus me­racik masakan terlezat di dunia ini sebanyak 6 kilogram sekali Dua hari. Perpaduan  racikan bumbu yang tepat sesuai takaran dari rempah-rempah alami dan santan kelapa yang pas, menjadikan masakan khas randang Jagung begitu nikmat dan lezat di lidah.  “Alhamdulillah. Permintaan ada terus. Ada dari Jakarta, Riau dan berbagai daerah di Indonesia. Dan juga dijadikan oleh-oleh bagi perantau kita di sini untuk dibawa ke Korea dan Eropa. Untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan nasional kita produksi sekali Dua hari sebanyak 6 kilogram randang jagung,” sebut Oldi Putra, berbincang disela-sela mengemas produksi randang Jagung, sebelum siap dikirim ketangan konsumen.

Harga yang terjangkau semua kalangan, membuat randang Jagung ma­kin banyak peminat. De­ngan berat 200 gram perbungkus, hanya di jual 50.000 ribu saja. Dan hebatnya, randang Jagung sangat cocok dinikmati anak-anak yang sulit untuk makan, karena memiliki rasa sedikit seperti Abon. Di samping renyah dan lezat sekali, randang Jagung juga halal dan ta­han lama.

Oldi Putra, juga menggandeng mahasiswa terutama yang kurang mampu untuk pemasaran secara online. Sehingga, mahasiswa yang berhasil menjual satu produk, ma­ka akan dapat keuntungan 10 persen. Kemudian, Oldi Putra, juga menyisihkan beberapa persen dari hasil penjualan Randang Jagung untuk kegiatan so­sial.

Selain di pasarkan de­ngan menggandeng mahasiswa, rendang Jagung miliknya juga dapat dipesan melalui pusat perbelanjaan Shopee. “Kita juga dibantu adik-adik mahasiswa untuk pema­saran. Kemudian juga su­dah kita pasarkan di Shopee. Jadi bagi masyarakat yang ingin pesan sudah gampang sekali,” ucap­nya. Walau sudah mendapat tempat dihati konsumen, Oldi Putra, berharap peran pemerintah untuk terus mendukung usaha mikro kecil menengah terutama yang masih kecil. Mulai dari pendam­pingan usaha, izin, pelatihan, peningkatan SDM terutama manajemen u­saha dan tentu pemasaran. “Alhamdulillah. Pemerintah mendukung terutama izin, dan pelatihan. Yang kita harapkan selalu mendukung UMKM terutama yang kecil. Kemudian harapan kita, beri ke­sempatan untuk diikutkan pameran diberbagai tempat, karena ini cukup besar pengaruhnya kepada pemasaran,” harapnya.

Jaga Kekhasan Kuliner

Oldi Putra, mengaku memilih randang Jagung sebagai prodak usaha rumahan, selain permintaan pasar kekinian juga yang tatkala pentingngnya untuk menjaga identitas khas kuliner ranahminang yaitu randang. “Kita terinspirasi disamping pasar kekinian juga menjaga identitas kuliner khas minangkabau yaitu randang. Dan juga Jagung, sangat lezat dan mudah diperoleh dari usaha masya­rakat lainnya yang khusus pengolahan Jagung,” ung­kapnya.

Dirinya memang tergolong baru Dua tahun dalam usaha produksi ran­dang Jagung ini, namun pilihannya menga­winkan Jagung sebagai campuran Daging, ternyata membuat masakan randang makin lezat. Terbukti, cocok di lidah semua kalangan termasuk anak-anak. (uus)

Exit mobile version