Guru Honorer Andalkan BPJS Kesehatan untuk Berobat

Rismawati.

SIMPANGBENTENG, METRO–Kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat program BPJS Kesehatan menjadi andalan bagi Rismawati (38), untuk berobat bila sakit dan waktu bersalin atau melahirkan. Wanita yang berprofesi sebagai guru honorer disalah satu sekolah negeri di Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Su­matera Barat, ini sudah sering menggunakan kartu JKN-KISnya untuk berobat. “Saya sangat terbantu sekali dengan ada­nya program JKN-KIS ini. Setiap kali saya mengalami sakit selalu mengandalkan kartu JKN-KIS untuk berobat. Bahkan, untuk melahirkan anak Kedua saya, juga pakai kartu JKN-KIS dan semuanya gratis. Termasuk untuk biaya ambulan menuju RS dari puskesmas, juga tidak bayar,” sebut Rismawati, yang terfatar sebagai peserta BPJS Kesehatan program Mandiri ini.

Dirinya menyebut, men­daftar sebagai peserta program JKn-KIS sudah sejak tahun 2014 silam. Sejak saat itu dirinya me­rasakan mamfaat yang besar sebagai peserta program JKN-KIS dari pemerintah. Apalagi, dirinya juga sering bolak-balik ketempat fasilitas kesehatan karena me­ngalami sakit mag. Setiap kali datang kepuskesmas, selalu mengandalkan kartu JKN-KIS dan semua­nya menjadi gratis.

Padahal sebut ibu Dua anak ini, sebelum memiliki kartu JKN-KIS dirinya selalu membayar atau merogoh kocek setiap kali datang kefasilitas kesehatan dengan jumlah yang lumayan besar, sekali berobat. Bahkan, untuk biaya melahirkan anak pertamanya tahun 2011 juga membayar lebih dari 2 juta rupiah bersalin secara normal.  “Ketika anak pertama saya lahir tahun 2011, saya belum punya kartu JKN-KIS, jadi membayar biaya persalinan. Kemudian untuk periksa selama masa kehamilan difasilitas kesehatan saat itu juga bayar. Belum lagi saya sakit saat masa kehamilan memasuki 5 bulan dan harus dirawat di RS, juga bayar secara tunai, karna belum punya kartu JKN-KIS,” cerita Rismawati yang sudah mengabdi menjadi guru honorer selama 13 tahun ini.

Namun, sebutnya berbeda saat melahirkan a­nak keduanya tahun 2015, dirinya sudah punya kartu JKN-KIS. Saat itu, ba­nyak kemudahan yang dirasakannya. Meski tidak memiliki uang dirinya berani datang untuk cek kesehatan dan kehamilan difasilitas kesehatan hanya dengan memperlihatkan selembar kartu JKN-KIS. Termasuk untuk biaya bersalin difasilitas kesehatan dirinya tidak membayar sedikitpun.  “Waktu hamil anak kedua, saya juga dirawat di RS ketika sedang hamil 4 bulan, dan saat itu saya sudah punya kartu JKN-KIS. Jadi, semua biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan, saya sudah tidak khawatir lagi soal biaya bila sakit. Termasuk ketika melahirkan, juga gratis. Dan saat saya sakit untuk periksa kesehatan baik di puskesmas maupun klinik kesehatan selalu mengandalkan kartu JKN-KIS,” ungkapnya bercerita.

Dia juga menyampaikan, sebagai masyarakat dengan penghasilan menjadi guru honorer jauh dari kata cukup, sangat terbantu sekali dengan adanya program pemerintah me­lalui BPJS Kesehatan ini. Biasanya, bila saki-sakit sedikit hanya mengandalkan obat kampung dan beli di warung-warung. Tapi, ketika punya kartu JKN-KIS, sudah berani untuk datang dan berobat ketempat fasilitas kesehatan.

Dirinya juga senang terhadap pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan. Selain petugasnya ramah dan murah senyum, juga mudah secara administrasi. “Yaa, kalau soal pelayanan difaslitas kesehatan, waktu saya berobat petugasnya baik, ramage dan me­nyenangkan.

Harappan Ya, tentu harus lebih ditingkatkan lagi sepuya lebih baik. Apakah itu layanan dari program BPJS Kesehatan yang mempermudah, juga ketika difasilitas kesehatan dilayani dengan ramah dan menyenangkan,” harapnya bersyukur menjadi bagian dari peserta JKN-KIS. (uus)

Exit mobile version