“Kepada rekan pengurus KNTA Bukittinggi ini merupakan amanah dari petani kita, jangan sampai lupa kalau kita adalah wakil petani yang menjembatani petani dengan pemerintah eksekutif dan yudikatif. Akan banyak permasalahan yang kan kita hadapi, “ ujar Oyon.
Tapi Oyon Syafe’i berharap menghadapi permasalahan solusinya adalah musyarawarah dan mufakat. Apalagi tahun 2019 akan ada Pekan Petani Daerah se Sumbar sebagai persiapan Pekan Petani dan Nelayan ke 16 se Indonesia pada 20-21 Juni 2020 di Padang, Sumatera Barat.
“Penas ke 16 pada 2020 diharapkan menarik dan sukses seperti di Aceh sebelumnya. Akan ada 50 ribu orang yang hadir dan akan melakukan kunjungan ke Bukittinggi. Ada kunjungan wisata, studi banding dan karya wisatake Bukittinggi sebagai salah satu daerah yang dikunjungi. Kitalah yang akan mensukseskannya.” katanya.
Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengatakan, saat ini petani harus berinovasi dan semakin kreatif, bagaimana meningkatkan hasil dengan meningkatkan ilmu pengetahuan. Masing-masing daerah memiliki hasil dan komoditas pertanian sendiri. Sehingga diharapkan kerjasama antar daerah agar hasil pertanian dapat dinikmati masyarakat.
“Sektor pertanian tidak bisa dipandang sebelah mata. Tanpa petani dan hasil pertanian, kita tidak bisa makan para pemimpin negeri ini. Ke depan diharapkan KTNA dapat memberikan pemasukan kepada pemko apa yang dibutuhkan untuk memajukan pertanian di Bukittinggi dan bagaimna meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar walikota
Daerah pertanian Bukittinggi memang tidak besar, tapi bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, salah satunya menjadi daerah wisata tani. Karena kita menyadari pertambahan penduduk membuat berkurangnya laham pertanian. “Banyak iven yang dilaksanakan di Bukittinggi, saatnya kita menampilkan hasil pertanian maupun tanaman hias untuk dinikmati tamu. Karena itu Pemko memberikan apresiasi kepada petani dan kelompok tani, walalupun jumlahnya masih kecil tapi itu adalah bentuk perhatian dari Pemko kepada kerja keras Petani,” ujar Ramlan. (cr8)
Komentar