Dengan kondisi itu, oksigen berkurang di dasar danau vulkanik tersebut dan ikan mengalami pusing.
Pada Senin (13/1), tambahnya ikan mati dan mengapung ke permukaan danau. “Bangkai ikan mengapung ke permukaan dan beberapa hari kematian ikan di Bayur, kematian ikan melanda Nagari Tanjung Sani,” katanya.
Ia mengajak petani agar tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau, sehingga mengakibatkan pencemaran air danau. Namun diminta untuk mengumpulkan dan menguburkan, sehingga air danau tidak tercemar. “Saya mengajak petani untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau,” katanya.
Ia mengakui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam telah membuat surat dengan Nomor 500.5.3.3/435/DKPP/2024 perihal Pediksi Cuaca Ekstrim dan Upaya Pencegahan Kematian Ikan di Danau Maninjau.
Surat tersebut dibuat pada 21 November 2024 dan diserahkan ke wali nagari atau kepala desa dan Camat Tanjun Raya agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan kematian ikan dengan kondisi cuaca ekstrim. “Kita sudah mengantisipasi dan memberikan surat ke wali nagari dan camat,” katanya. (pry)
Komentar