PARIAMAN, METRO–Pemko Pariaman menggelar Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pariaman, di Balairung Rumah Dinas Wali Kota Pariaman, kemarin.
Acara ini dihadiri Sekretaris BKKBN Perwakilan Provinsi Sumatera Barat, Kapolres Pariaman, perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Pariaman, Kepala Desa/Lurah, Ketua Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan se-Kota Pariaman, serta Forum GenRe Kota Pariaman. Rapat resmi dibuka oleh Sekretaris TPPS Kota Pariaman, Dr. dr. Lucyanel Arlym, MARS.
Dalam rapat ini disampaikan bahwa sebagian besar kasus stunting bermula sejak dalam kandungan atau selama periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Oleh karena itu, pencegahan stunting perlu dilakukan sejak masa pranikah, sedangkan penanganannya mencakup stimulasi pengasuhan dan pendidikan yang berkelanjutan bagi orang tua.
TPPS Kota Pariaman telah mengambil langkah konkret melalui kolaborasi lintas sektor dengan berbagai OPD. Dinas Kesehatan bertanggung jawab atas intervensi gizi spesifik, sementara intervensi sensitif dilaksanakan oleh Bappeda, DP3AKB, Dinas Pertanian, Dinas Sosial, Dinas PUPR, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, serta DPMD. Dalam rapat tersebut, seluruh peserta berkomitmen untuk mempercepat upaya penanganan stunting.
Kapolres Pariaman, yang diwakili oleh Kasat Binmas Polres Pariaman, Iptu Fakhnedi, menyatakan kesiapannya untuk mendukung pemerintah kota dalam berbagai inisiatif, termasuk program pemberian makanan bergizi gratis yang menjadi prioritas nasional.
Dr. dr. Lucyanel Arlym, MARS, menyampaikan bahwa prevalensi stunting di Kota Pariaman saat ini berada pada angka 17,7%, turun dari 18,4% pada periode sebelumnya. Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), angka prevalensi tercatat sebesar 10,4%.
Sekretaris BKKBN, Nova Dewita, menegaskan bahwa pemerintah pusat terus menggalakkan program inovatif GENTING (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh Cegah Stunting), yang sebelumnya dikenal sebagai BAAS. Program ini mengajak masyarakat, termasuk individu, kelompok, dan perusahaan, untuk menjadi orang tua asuh bagi keluarga yang berisiko stunting.
Dukungan yang diberikan meliputi bantuan nutrisi, akses air bersih, sanitasi, serta edukasi untuk keluarga yang membutuhkan. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak, diharapkan upaya penurunan angka stunting di Kota Pariaman dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan. (efa)
Komentar