Selain pola hidup yang berubah, kata dia, saat ini banyak warga di kampungnya, yang terancam kehilangan pekerjaan karena lahan pertanian mereka tertimbun material.
Lahan pertanian yang tertimbun itu sama sekali tak bisa digarap. Seandainya digarap pun, saluran irigasinya telah rusak. Para petani hanya bisa menunggu respon dari pemerintah.
“Saya sangat berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan Sabo Dam di hulu sungai. Jika itu sudah dibangun, maka kecemasan kita akan berkurang. Saat ini semuanya penuh ketidakpastian,” harapnya.
Jorong Cangkiang merupakan salah satu wilayah terdampak akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi.
Di kampung ini mengalir sebuah sungai yang bernama Batang Aia Katiak. Sungai ini berhulu dari Nagari Bukik Batabuah atau langsung dari Gunung Marapi dan langsung berdekatan dengan rumah warga dan ini yang membuat kecemasan warga kalau hari hujan
Banjir lahar 11 Mei lalu mengakibatkan sungai ini meluap dan membanjiri pemukiman. Lebih dari 50 rumah terendam dan puluhan hektar lahan pertanian tertimbun di Jorong Cangkiang. (pry)