Gagal Panen, Petani Lereng Marapi Berharap Bantuan Pemerintah

GAGAL PANEN— Akibat Erupsi Gunung Marapi yang melanda Kawasan Agam dan Sekitarnya membuat Para Petani lereng Gunung Marapi mengharapkan uluran tangan dari pemerintah terkait kerugian yang mereka alami dimana hasil pertanian mereka bisa dikatakan Gagal Total alias gagal Panen.

AGAM, METRO–Akibat erupsi Gunung Marapi yang melanda kawasan Agam dan sekitarnya, membuat para petani lereng Gunung Marapi mengharapkan uluran tangan dari pemerintah terkait kerugian yang mereka alami dimana hasil pertanian mereka bisa dikatakan ga­gal total alias gagal panen.

“Sampai saat sekarang ini belum satupun bantuan ganti rugi gagal panen yang diterima oleh warga kami terutama petani Bukit Batabuah. Padahal me­reka sangat menunggu bantuan baik dari Pemerintah Kabupaten Agam atau Provinsi Sumbar,” ungkap Wali Nagari Bukik Batabuah, Firdaus.

Firdaus menjelaskan semenjak musibah erupsi Gunung Marapi pada awal Desember 2023 hingga kini, ratusan warga yang berpenghasilan dari pertanian dan hasil hutan di lereng Marapi bisa dikatakan ter­kena dampak yang sangat luar biasa.

“Contohnya 550 hektare pertanian tebu, 12 hektare ladang tomat, ditambah sayuran lainnya semua terdampak. Data sementara sudah kami sampaikan ke dinas terkait, estimasi kerugian mencapai miliaran,” kata Firdaus.

Selain itu, juga ada 100 kepala keluarga yang memiliki mata pencaharian dari penjualan buah Mar­kisah yang didapat dari hutan Gunung Marapi. “100 KK itu hidup sehari-harinya dari markisah hutan. Kini rontok semua mereka kehilangan mata pencaharian,” katanya.

Desa Bukit Batabuah menjadi salah satu lokasi terdekat dari radius 4,5 kilometer Gunung Marapi. Dalam zona bahaya itu terdata 31 KK dengan 27 rumah dan 106 jiwa. “Mereka mengungsi saat malam hari di rumah kerabat yang berada di zona aman. Untuk siang hari masih diijinkan bertani sementara wak­tu,” kata Firdaus.

Pertanian menjadi sa­lah satu sektor yang terdampak langsung oleh erupsi Gunung Marapi terutama akibat abu vulkanik. Di wilayah Kabupaten Agam secara keseluruhan setidaknya terdapat 477,87 hektare lahan pertanian yang terdampak abu vulkanik Gunung Marapi.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Armelia beberapa waktu sebelumnya merinci lahan pertanian terdampak ter­sebar di tiga Kecamatan. Untuk Kecamatan Canduang tercatat ada 206 Hektar, di Kecamatan Sungai Pua terdapat 233,87 hektare dan di Kecamatan Baso tercatat ada 38 Hektar.

“Taksiran kerugian mencapai 2,4 miliar. Biasanya lahan tersebut ditanami dengan sayur-sayuran mu­lai dari cabai, tomat, sawi, ubi jalar, lobak, ba­wang merah, daun ba­wang, bawang prei, wortel dan berbagai tanaman sa­yuran lainnya,” kata dia.

Ia menambahkan selain melakukan pendataan, pihak Pemkab terus me­lakukan koordinasi dan kajian terkait kebijakan yang akan diambil menanggapi persoalan ini.

“Kita telah menyiapkan dana tanggap darurat di level Kabupaten. Untuk langkah-langkah yang akan kita ambil, saat ini kita terus melakukan pembicaraan dengan dengan dinas pertanian dan berbagai pihak terkait. Harapan kita tentu gangguan ekonomi terhadap masyarakat bisa ditekan,” katanya.

“Selain upaya ke BNPB, kita juga akan menjalin komunikasi dengan pihak bank, agar jika ada petani yang memiliki pinjaman di bank untuk modal pertanian, pembayaran cicilannya bisa ditangguhkan untuk sementara waktu,” pungkas Armelia. (pry)

Exit mobile version