AGAM, METRO–Bupati Agam, Dr H Andri Warman membuka kegiatan khitanan massal yang digagas Ikatan Keluarga Kampuang Pinang (IKKP) Nusantara di halaman Kantor Nagari Kampung Pinang, Kecamatan Lubuk Basung, Kamis (22/7).
Kegiatan ini dihadiri Kadis Sosial, Rahmi Artati, Camat Lubuk Basung, Harmezi, Wali Nagari Kampuang Pinang, Roni, tokoh masyarakat, perantau dan warga sekitar.
Mengawali sambutannya, bupati mengapresiasi IKKP yang telah menggagas khitanan massal, karena ini menurutnya wujud kepedulian perantau kepada dunsanak di kampung di tengah masa pandemi Covid-19 yang melanda daerah kita ini katanya. “Secara pribadi, saya mengaku bangga karena hari ini perantau melaksanakan khitanan massal bagi anak kemenakan di kampung,” ujar bupati.
Menurutnya, kegiatan ini sangat membantu masyarakat terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu, karena khitanan dilaksanakan secara gratis oleh IKKP Nusantara.
“Jika orang tua membawa anaknya berkhitan ke puskesmas atau bidan, tentu membutuhkan biaya, sehingga akan menambah pengeluaran. Belum lagi warga dihadapkan pada kondisi sulit di tengah pandemi,” sebut AWR.
Di Kesempatan itu, AWR juga berikan bantuan kain sarung sebanyak 60 helai, pada Wali Nagari Kampung Pinang untuk anak yang dikhitan. AWR juga memperkenalkan program yang akan dilaksanakan di Kabupaten Agam, salah satunya pemberian bantuan biaya hidup bagi mahasiswa baru, dengan kriteria penerima anaknya cerdas, berasal dari keluarga kurang mampu dan anak yatim atau piatu.
“Peran perantau sangat besar dalam mensukseskan program ini, kita buat khusus rekening untuk menghimpun dana dari donatur salah satunya perantau,” terang bupati.
Ketua IKKP Nusantara, Nurmatias mengatakan, kegiatan ini diikuti lebih kurang 50 anak yang berasal dari Nagari Kampung Pinang, dengan melibatkan tenaga medis dari Puskesmas Lubuk Basung. “Kita ucapkan terimakasih pada dunsanak baik rantau maupun di kampung yang telah berpartisipasi mensukseskan khitanan ini,” ucap Nurmatias.
Khitanan ini, katanya, salah satu program IKKP yang baru terbentuk sekitar satu tahun. “Semoga kerjasama dan kebersamaan perantau dengan masyarakat di kampung, lebih banyak lagi program yang dapat dilaksanakan,”ujar Nurmatias. (pry)