PADANG, METRO–Betapa banyak fungsi dan manfaat hutan mangrove bagi kehidupan masyarakat. Namun, kesadaran masyarakat terhadapnya sungguh tipis. Sangat disayangkan bila hutan ini hanya sering dibicarakan, namun tiada realisasi dalam perawatan.
Seperti halnya hutan mangrove di pesisir pantai Kabupaten Padang Pariaman yang kerap diabaikan. Di sana, para penambak beternak ikan, mencari kepiting dan juga menambak telur udang. Walaupun begitu, mereka lupa dengan nasib hutan jika tidak dilestarikan.
Bahkan menurut warga, manusia malah menjadi hama bagi ekosistem hutan tersebut dengan membiarkan ternaknya lalu-lalang menginjak-injak tumbuhan hutan mangrove di kawasan itu.
Bripka Jualdi, salah satu warga aktif terhadap pelestarian lingkungan hutan mangrove yang bekerja di satuan Polisi Air dan Udara (Polairud) Kabupaten Padang Pariaman, sering memantau kondisi hutan ini. Ia kerap kali mendapati hutan yang disabotase oleh kerbau milik masyarakat pantai.
Menurutnya, sungguh janggal ketika melihat kerbau bermain di bibir pantai. Namun yang menjadi permasalahan, para kerbau tersebut hanya dibiarkan lepas oleh pemilik sehingga pasukan kerbau menjarah hingga ke dalam hutan. Dengan adanya hutan mangrove, bukan hanya hasil hutan yang dapat dimanfaatkan, tetapi juga bisa menjadi salah satu perisai bagi alam.
Jualdi menjelaskan, bahwa hutan mangrove dapat menghambat pengikisan lapisan tanah oleh air laut (abrasi) dengan menahan laju ombak besar, serta menahan terjangan angin laut yang kuat. “Hutan mangrove ini padahal manfaatnya banyak, bagi ekosistem dapat menghambat terjadinya abrasi dan penghalang angin kuat,” jelasnya.
Hutan mangrove disebut juga hutan bakau, adalah hutan yang tumbuh di air payau. Tumbuhan di hutan mangrove ini dapat hidup dengan dipengaruhi oleh pasang air laut.
Beberapa manfaat hutan ini selain melindungi dari abrasi dan melindungi pemukiman penduduk dari terpaan badai dan angin dari laut, hutan mangrove juga dapat mencegah intrusi air laut, tempat hidup dan berkembang biak berbagai satwa liar seperti ikan, udang, kepiting, burung, monyet, bangau, dan banyak lagi.
Hutan juga menghasilkan bahan-bahan alami yang bernilai ekonomis seperti kayu untuk bahan bangunan, bahan perahu dan kayu bakar.