PADANG, METRO–Perairan Sumbar yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia memiliki potensi perikanan yang besar. Sehingga, tak ayal jika banyak kapal asing yang menangkap ikan secara illegal. Mengantisipasi itu, Pemprov Sumbar menyediakan satu unit kapal pengawas. Tak tanggung-tanggung, kapal ini dipersiapkan untuk memburu para pencuri ikan tersebut.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan, potensi perikanan tangkap di Sumbar sangat besar dan mencapai 565 ribu ton setahun. Oleh karena itu, perlu peningkatan pengawasan terhadap kemungkinan pencurian ikan di laut Sumbar. Untuk itu, tahun ini dianggarkan dana sebesar Rp4,3 miliar untuk mendatangkan satu unit kapal pengawas.
”Pintu masuk laut kan luas, bisa dari sisi mana saja. Untuk itu, kita adakan kapal pengawas dengan kecepatan 20 knot mengantisipasi pencurian ikan ini. Saya rasa kecepatan itu cukup untuk memburu kapal pencuri ikan. Kalau selesai, langsung patroli,” jelasnya di Padang, kemarin.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumbar Yosmeri mengatakan, pengadaan pembuatan kapal patroli telah masuk dalam tahap lelang melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Kapal dengan kecepatan 20 knot tersebut akan dibuat di Painan, Kabupaten Pesisir Selatan.
”Pembuatan kapal akan diawasi secara ketat supaya tidak terjadi penyelewengan, seperti kemungkinan penggunaan suku cadang bekas yang bisa mempengaruhi kondisi kapal sendiri. Jangan sampai kapal baru dipakai langsung rusak,” tegasnya.
Terkait potensi perikanan tangkap di laut Sumbar, Yosmeri mengakui, produksi ikan tangkap belum optimal. Dari potensi sebanyak 565 ribu ton setahun, hanya mampu dicapai 200 ribu ton. Hal tersebut dikarenakan masih banyak nelayan lokal yang menggunakan peralatan dan metode konvensional, sehingga hasilnya tidak optimal.
”Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus memberikan bantuan pada nelayan, berupa kapal, mesin tempel, alat tangkap hingga alat pelacak keberadaan ikan,” paparnya. (da)
Komentar