LIMAPULUH KOTA, METRO–Proses Belajar Mengajar (PBM) sembilan hari pascabanjir di Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, masih lumpuh total. Siswa, guru dibantu relawan masih sibuk menyingkirkan lumpur, pasir dan kayu sisa banjir Minggu-Senin (7-8/2) lalu.
Tidak saja itu, mobiler sekolah seperti meja, bangku, papan tulis, lemari, buku belajar, warles, DVD serta dokumen alat tulis sekolah rusak dan nyaris tidak bisa dipergunakan kembali. Seperti yang terjadi di SD Negeri 09 Pangkalan, aktivitas PBM belum pulih.
Karena, untuk membersihkan tumpukan lumpur, guru, siswa dibantu relawan kewalahan karena sumber air hanya ada dibagian belakang sekolah. Beruntung bantuan dari relawan yang bisa menyedot air dari kali dibelakang sekolah, sehingga SD Negeri 09 bisa secara berlahan dibersihkan dari tumpukan lumpur.
”Memang kita masih sibuk membersihkan lumpur sisa banjir. Dua hari ini siswa kita dibantu relawan melakukan pembersihan sekolah. Karena semua alat tulis, mobiler sekolah terkena banjir, dan rusak. Begitu juga 120 siswa kita rumah orangtuanya ikut jadi korban banjir, sehingga walimurid sibuk membersihkan rumahnya,” jelas Kepala Sekolah SDN 09 Pangkalan Pitra Murni, kemarin kepada awak media.
Kepsek berharap, aktivitas PBM bisa segera kembali normal pascabanjir. Namun, hingga kini kekhawatiran terkait sebahagian mobiler yang rusak akibat banjir menjadi kendala untuk dilakukan proses PBM. Ditambah, alat tulis siswa kini sudah hancur diterjang banjir.