PASAMAN, METRO – Sejumlah masyarakat di Pasaman dihebohkan dengan penemuan patung berbentuk ukiran candi di dasar sungai sibinail Kampung Padangnunang. Nagari Lubuk Layang Kecamatan Rao Selatan Pasaman.Benda berukuran sekitar 80 centimeter tersebut ditemukan salah seorang warga setempat bernama Isap (27) Jumat (27/9) sekitar pukul 16.00 WIB.
Isap (27) saat dihubungi melalu via telpon mengatakan, dirinya sangat terkejut dengan kemunculan benda tersebut dengan posisi tegak lurus berdiri di dalam sungai. Namun, saat ia perhatikan secara dekat ternyata benda tersebut merupakan sebuah ukuran candi.
Setelah menemukan candi itu ia langsung memberitahukan kepada warga setempat akan keberadaan benda tersebut. setelah itu ia bersama warga lainnya mengangkat benda sejarah itu ke pinggir sungai sibinail.
Isap mengungkapkan, Patung itu memiliki berbagai corak wajah tertentu di bagian dinding patung. Dan ia memperkirakan berat patung ataupun candi itu mencapai 100 Kilogram.
“Saat ini patung itu sudah disimpan dan warga saat ini menunggu kedatangan tim Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar,” katanya.
Sementara, Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar sudah mengetahui informasi penemuan candi ukiran patung tersebut. Menurut Kepala BPCB Sumbar Nurmatias saat dihubungi mengemukakan temuan Isap tersebut berupa makara. Namun untuk mengetahui keaslian dan zaman pengerjaannya saat ini masih dikaji.
“Melihat dari bentuk artefak ini terbuat dari batu tupa dan biasanya makara ini dari zaman Hindu-Budha. Tapi kami belum melihat langsung. Mudah-mudahan nanti tim mendapat informasi yang lebih utuh,” katanya.
Nurmatias mengungkapkan, ada beberapa penemuan artefak di Daerah Rao, Kabupaten Pasaman. Penemuan tersebut diketahui merupakan artefak dari abad ke 13 berupa Prasasti Kubu Sutan dan Candi Koto Rao. Selain itu, Arca Duarapala juga ditemukan berada dekat dengan anak sungai Rokan (Sumpu), Batang Sibinail yang merupakan pusat perdagangan emas dan perdagangan rempah-rempah pada saat itu.
Lebih lanjut, dia menjelaskan dari pengamatannya berdasar foto kiriman warga, dari makara itu, pada bagian kaki atau pintu masuk, seperti sebuah bangunan suci agama Hindu-Budha. “Kami perlu melihat secara langsung untuk mengetahui keaslian dari temuan ini. Kita perlu kajian,” katanya.
Disampaikannya, menurut sejarahnya, Daerah Pasaman memang sudah terbuka dari abad ke 13 dan penguasa di sana bernama Bijeyendrawarman sebagai Yuaraja (raja muda) dan saudara Adityawarman.”Ini berdasarkan isi prasasti Kubu Sutan Lansek Kodok Rao,” katanya.
Dalam prasasti disebutkan candi. Namun sampai saat ini, Tim BPCB Sumbar baru menemukan Candi Koto Rao yang letaknya sekitar tiga kilometer sebelah timur Prasasti Kubu Sutan. “Di bagian selatan Rao, kami juga menemukan Candi Tanjung Medan di Petok Panti dan Prasasti Ganggo Hilia Bonjol,” katanya. (cr6)