Pedagang P&D Blok C Lantai II “Indak Pacah Talua”, Gulung Tikar, Pedagang Tinggalkan Bangunan Megah

Pascapembangunan pasar pusat Padangpanjang, masyarakat setempat khususnya pedagang tidak mau ketinggalan untuk mendapatkan satu ruang kios sebagai tempat berjualan mereka. Tahapan itu sudah berlalu, aktivitas pasar pun mulai menggeliat. Namun, sejumlah persoalan mulai muncul ketika apa yang menjadi harapan pedagang, khususnya pedagang P&D “ Proviand & Drank” (Makanan dan Minuman- red) yang bertempat di Blok C lantai II Pasar Pusat Padangpanjang, tidak mereka dapatkan.
Apa yang menjadi harapan pedagang itu ?, yaitu adanya interaksi jual beli dengan pengunjung, seperti istilah yang sering digunakan pedagang pasar Padangpanjang, “Pacah Talua”. Namun, seketika harapan itu menjadi sirna, ulah penempatan komoditi pedagang P&D dinilai tidak tepat di lantai II Blok C itu.
“ Pembeli mana yang mau datang ke lantai II Blok C ini untuk membali barang, jika pedagang P&D lain juga ada di lantai dasar atau di sekitaran pasar. Logikanya, saya sendiri tidak akan mau naik kelantai II Blok C untuk beli tepung atau gula kalau di lantai I atau disekitar pasar ada yang menjualnya.
“ Alah Pacah Talua “, kini menjadi ungkapan ungkap miris bagi kita,” sebut Ab ( 39) salah seorang pedagang.
Aktivitas pedagang khususnya P&D di lantai II tersebut dimulai sejak pertengahan bulan Februari lalu. Pedagang diberikan keringanan untuk membayar sewa setengah dari harga yang ditetapkan, perlakukan tersebut diberikan enam bulan pertama dan seterusnya pedagang harus membayar sewa penuh.
“Ini sudah masuk bulan ke 3 kita berdagang, disaat petugas UPTD Pasar memungut sewa kita sepat untuk tidak membayarnya. Pasalnya, dengan apa kita harus bayar sewanya?, jika kita hingga saat ini dagangan kami tidak laku dan malah sudah ada yang kadarluarsa,” sebut Ab, seraya menyampaikan komoditinya akan membayar sewa ketika pemerintah sudah memberikan tempat yang sewajarnya.
Tidak hanya seorang pedagang yang bernama Ab yang mengeluhkan persoalan minimnya jual beli di Blok C lantai II tersebut. Keluahan itu juga terdengar langsung oleh Posmetro dari pedagang P&D lain, Sil (36) yang terlihat membungkus dan mengemasi dagangannya.
Ketika itu hari Jumat (20/6), sekitar pukul 14.00 WIB. Hari Senin dan Jumat merupakan hari balai atau hari ramainya pengunjung ke pasar pusat Padangpanjang. Namun, kondisi itu hanya bisa ditemui di Pasar Tradisional Padangpanjang.
“ Untuk apa kita paksakan berdagang disini kalau tidak akan jual beli. Saya sudah tidak sanggup lagi Pak. Kalau terus bertahan bisa- bisa kalakang suok ambo lai,” sebut Sil yang baru sebulan menempati lokasi Blok C itu.
Mirisnya lagi, ketika mendengarkan keluhan pedagang yang terus mencoba bertahan berbulan bulan dilorong Blok C lantai II itu. Salah seorang pedagang P&D Ol (40) mengaku sudah gulung tikar dan tidak berdagang lagi. Pasalnya, dirinya tidak sanggup berjualan sabun dengan cara makan sabun, berjualan tepung harus makan tepung.
“ Blok C Lantai II, tidak seharusnya jadi lokasi pedagang P&D, mulai dari akses jalan pintu masuk yang tidak mendukung komuditi kami. Dari pada makan tepung dan sabun, saya gulung tikar dan tutup,” sebut Ol.
Hal senada juga diutarakan Isdawati, berdagang telah menjadi mata pencariannya sejak dulu untuk menghidupi keluarga dan mengepulkan asap dapurnya.
Namun, proses pembangunan pasar pusat Padangpanjang telah melemparkan pedagang ke kios penampungan. Tahapan pembangunan sama sama dirasakan pedagang, mulai dari penurunan pendapatan ulah sepinya pengunjung pasar.
Masa-masa transisi telah dilalui pedagang. Hari ini pedagang sudah berada didalam bangunan megah pasar padangpanjang yang dibangun dengan uang rakyat itu.
“ Ya, apa yang kita harap dan inginkan tidak sesuai kondisi dilapangan. Kita ditempatkan mpada 120 kios di Blok C Lantai II yang dilengkapi jalur masuk yang sangat sempit, tidak semua komoditi ditempatkan di Blok C ini. Pastinya, kita akan sepi pengunjung. Ayolah pak Walikota Padangpanjang, lihat kami disini perhatikan kami, Bapak pun kan seorang pengusaha yang paham betul kondisi seperti ini,” sebut wanita separuhbaya itu.
Terkait keluhan pedagang P&D tersebut memang sudah disampaikan pada Wali Kota Padangpanjang, Sekda Padangpanjang dan Dinas terkait untuk segera ditindaklanjuti. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Koperindag Arpan saat dikonfirmasi Posmetro Minggu kemarin.
Terkait keluhan dan pengaduan pedagang pasar, telah menjadi pembahasan. Dimana pihak nya terus berusaha memberikan solusi dari kendala yang ditemukan pedagang.
“ Sebagai langkah awal kita akan menertibkan keberadaan komoditi yang tidak pada tempatnya, seterunya kita juga akan membuka dan mempermudah jalur akses menuju Blok C. Kita sudah lakukan pembahasan bersama dinas terkait untuk segera memberikan solusinya,” sebut Arpan.
Tidak menampik Arpan mengatakan, keberadaan sejumlah komoditi yang sama beraktifitas ditempat berbeda. Persoalan ini muncul, ulah pedagang yang tidak komitmen dengan komoditi yang didaftarkan dari awal. “Pedagang ini sudah kita tegur dan kita surati, jika mereka tidak menghiraukan teguran itu, kita tertibkan dan pindahkan pedagang terkait sesuai dengan aturan yang ada,” ujar Apran. (**)  

Exit mobile version