DHARMASRAYA, METRO – Kehadiran Empat Raja Dharmasraya dan 12 Datuak serta ratusan masyarakat dari berbagai suku yang ada di wilayah Kabupaten Dharmasraya terlihat sangat antusias dan sakral dalam pelaksanaan ’Tradisi Balimau atau Maarak Rajo Pulau Punjuang Ka Tapian.
Adat istiadat dan kebudayaan Minangkabau terasa begitu kental di rumah raja yang bernama Rumah Tiang Panjang Raja Pulau Punjung, Kenagarian IV Pulau Punjung, Kecamatan Pulau Punjung, dalam kegiatan yang biasa disebut balimau untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1440 Hijriah.
Tahun ini, balimau atau Maarak Rajo Pulau Punjung Ka Tapian turut dihadiri oleh raja-raja dari seluruh kerajaan yang ada di Dharmasraya.
Diantara raja yang hadir, Sutan Riska Tuanku Kerajaan dari Kerajaan Koto Besar yang merupakan Bupati Dharmasraya, Sutan Alif Bagindo Muhamad dari Kerajaan Padang Laweh, Sutan Hendri Tuanku Bagindo Ratu dari Kerajaan Siguntur, dan selaku tuan rumah Abdul Haris Tuanku Sati dari Kerajaan Pulau Punjung.
Kemudian Datuak 12 yakni, Dt Sati, Dt Mangunyang, Dt Rajo Pangulu, Dt Kabilangan Labiah, Dt Paduko Sindo, Dt Labuan, Dt Rajo Lelo, Dt Rangkayo Muliah, Dt Sungguno, Dt Tambah Rajo, Dt Payuang, dan Dt Bandaro Sati.
Kegiatan tersebut dikemas apik dan menarik ditambah lagi dengan suguhan silek basonsong dan lantunan seni musik talempong serta suara beduk menjadikan suasana tradisi balimau terasa semakin kental.
Tradisi menyambut Ramadhan tersebut adalah sebuah budaya yang diwarisi oleh para pendahulu terdahulu dan hingga sekarang balimau tetap dipakai dan dilaksanakan oleh masyarakat minang Dharmasraya.
Menurut masyarakat, selain sebuah tradisi yang diwarisi pendahulu, balimau juga diyakini sebagai bentuk mensucikan diri dalam menyambut Ramadhan.
“Tradisi balimau hingga sekarang masih tetap dilakukan masyarakat minang, khususnya masyarakat di Dharmasraya,” ungkap salah seorang Bundo Kanduang, Rasmawati kepada awak media disela-sela kegiatan itu.
Tradisi balimau juga dijadikan sebagai bentuk mempererat silaturahmi. Setelah melakukan balimau, para pemuka masyarakat dan ninik mamak yang ada beserta masyarakat, saling bersalam-salaman dan saling bermaaf-maafan.
Rajo Pulau Punjung, Abdul Haris Tuanku Sati mengucapkan terimakasih, atas kehadiran tiga raja dan 12 datuak dalam kegiatan itu. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Walinagari IV Koto Pulau Punjung, David Iskan dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga yang telah ikut mendukung acara balimau.
“Semoga kegiatan ini menjadi ajang mempererat silaturahmi antar warga, masyarakat dan pemerintah daerah,” katanya.
Sementara itu, Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan, yang juga Rajo Koto Besar itu mengatakan, sangat patut kiranya masyarakat bersyukur atas nikmat kesehatan yang diberikan Allah, sehingga masih dipertemukan di Ramadhan 1440 Hijriah.
“Tradisi balimau bertujuan untuk mensucikan diri dalam rangka menyambut Ramadhan. Tidak hanya itu, tradisi balimau juga bentuk silaturahmi antar masyarakat baik itu ninik mamak, tokoh masyarakat dan juga dari Pemda,” ujar bupati.
Bupati juga memberikan apresiasi kepada ninik mamak dan masyarakat yang telah konsisten dalam melestarikan budaya balimau di dalam menyambut bulan suci ramadhan serta mensukseskan pemilu 17 April lalu. “Pemilu sudah selesai, jangan ada lagi perbedaan. Mari kita sambut bulan Ramadhan dengan hati yang suci,” katanya.
Pada kesempatan itu bupati juga memaparkan sejumlah capaian program yang telah dilaksanakan. “Semoga apa yang kita harapkan untuk menjadikan Dharmasraya, ‘Mandiri dan Berbudaya’ bisa terwujud,” pungkasnya. (g)