Untuk inflasi, Sonny mengimbau agar dioptimalkan pemantauan harga dan perkembangan lain yang perlu disikapi segera. “Kita juga akan lakukan gerakan menanam jagung bersama Polres Padang Panjang sebagai upaya pengendalian inflasi ini,” ungkapnya.
Untuk Inflasi Kota Padang Panjang, Analis Perekonomian Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako, Chandra Erfiko, S.E menjelaskan, inflasi Desember 2025 mencapai 1,68% (YoY), sementara secara bulanan terjadi inflasi 0,34% (MtM).
“Berdasarkan data terbaru, IPH Padang Panjang pada minggu ketiga Januari 2025 tercatat sebesar 5,57. Menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan. Selain cabai merah, komoditas seperti daging ayam ras dan bawang merah juga berkontribusi terhadap kenaikan inflasi,” jelasnya.
Secara umum, tambahnya, harga 48 komoditas di Padang Panjang relatif stabil. Namun, terdapat fluktuasi pada enam komoditas. Komoditi yang naik di antaranya telur ayam ras, cabai merah, bawang putih. Komoditas yang turun harga daging ayam broiler, cabai rawit, bawang merah.
Komoditas lainnya stabil, termasuk beras (kualitas I, II, III), gula pasir, tepung terigu, daging sapi, daging ayam kampung, telur ayam kampung, cabai hijau, bawang bombai, dan minyak goreng.
“Kenaikan harga yang paling signifikan terjadi pada cabai merah, dengan kenaikan sebesar Rp11.350/kg (20,64%). Kenaikan ini dipicu penurunan pasokan cabai merah akibat stok yang berkurang dari daerah sentra di luar Sumatera Barat, seperti Pulau Jawa. Serta tingginya curah hujan yang berdampak pada hasil produksi lokal,” ungkap Erfiko. (rmd)
Komentar