PASBAR, METRO–Wakil Bupati Pasaman Barat, Risnawanto, mengikuti kegiatan Advokasi Keberlanjutan Menuju Indonesia Bebas Stunting melalui zoom meeting dari Aula Bappelitbangda Pasbar, Kamis (12/12). Acara ini juga dihadiri Plt. Kepala Bappelitbangda Ikhwanri, tim TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting), perwakilan tokoh agama, perusahaan, Ketua STAI Yaptip, dan Satgas Stunting Pasaman Barat.
Kegiatan ini sekaligus menjadi momen penting end project expose pendampingan intervensi percepatan penurunan stunting oleh Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta bersama tujuh kabupaten di Indonesia yang telah berlangsung hampir tiga tahun.
Dalam sambutannya, Risnawanto menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat penanganan stunting di Pasaman Barat. Pendekatan lokakarya yang melibatkan berbagai desa dan nagari digunakan untuk menyusun panduan implementasi perubahan di masyarakat. “Tahun 2024 merupakan tahun terakhir pendampingan dari Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta. Namun, kami berharap pendampingan ini dapat dilanjutkan karena masih dibutuhkan perluasan hingga tingkat kecamatan dan nagari,” harap Risnawanto.
“Pasaman Barat memiliki keberagaman suku, budaya, dan agama. Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana, terdapat 24 suku di Pasbar. Keberagaman ini menjadi kekuatan untuk bekerja sama menurunkan angka stunting. Strategi lintas agama dan budaya menjadi fokus utama, dengan melibatkan tokoh masyarakat dan agama sebagai sumber informasi utama. Selain itu, sektor pendidikan hingga tingkat nagari, desa, dan kecamatan turut diperkuat,” ujar Risnawanto.
Wabup Risnawanto juga mengapresiasi peran perusahaan-perusahaan di Pasbar melalui dana CSR, seperti program Berkolaborasi Bersama Perusahaan untuk Kendalikan dan Nolkan Stunting (Brondol Sawit), yang mendukung penyediaan air bersih, listrik, dan perbaikan rumah tidak layak huni. “Pengelolaan sistem manajemen data yang baik telah membawa penghargaan bagi Pasaman Barat. Semua capaian ini merupakan hasil dari kolaborasi dan pendampingan yang diberikan oleh berbagai pihak, termasuk Tanoto Foundation dan mitra lainnya,” tambahnya.
Pada kegiatan end project expose, Pemkab Pasbar memaparkan praktik baik dalam penanganan stunting, termasuk peran tokoh lintas agama dan budaya dalam strategi komunikasi perubahan perilaku. “Setelah dilatih, para tokoh kunci ini diharapkan mampu menyampaikan pentingnya mengatasi stunting kepada masyarakat karena mereka lebih didengarkan,” tambah Risnawanto. Sebagai penutup, Risnawanto menyampaikan harapan besar agar kolaborasi lintas sektor terus berlanjut demi mewujudkan program nasional Indonesia Bebas Stunting tahun 2025. (end)
Komentar