”Terus mengabdi kepada daerah, khususnya di Kota Pariaman meskipun telah memasuki masa pensiun, dan kami berharap dengan sinergi antara PWRI dengan pemerintah daerah, maka Kota Pariaman dapat lebih baik lagi,” katanya.
Roberia menjelaskan terkait dengan kata-kata yang ada di logo PWRI yaitu ‘Tata Tenteram Karta Raharja’ yang diambil dalam falsafah Jawa. ‘Tata’, lanjutnya mempunyai makna keteraturan, lalu ‘tenteram’ mempunyai arti ketenangan, ‘karta’ berarti kesejahteraan, dan ‘raharja’ mempunyai arti keselamatan. Secara keseluruhan, kata dia berarti suatu keadaan wilayah yang tertib, tentram, serta sejahtera dan berkecukupan segala sesuatunya.
”Masih ada sambunganya dari falsafah tersebut, yaitu Tata Tentrem Kerta Raharja, Gemah Ripah Lohjinawi, dan falsafah tersebut merupakan harapan besar rakyat Indonesia saat ini. Karena itu dengan makna yang besar tersebut saya berharap PWRI juga menjadi role model bagaimana kita yang masih berdinas ini untuk bisa mewujudkan hal tersebut,” ujarnya.
Ia berharap musyawarah yang dilaksanakan pada Sabtu kemarin terbentuk kepengurusan PWRI yang baru sesuai dengan aturan yang ada sehingga kepengurusannya dapat menjalankan amanah dengan baik. (efa)