Dihari terakhir, kontingen PWI Sumbar yang datang ke tanah Borneo, berpartisipasi di arena Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas), berhasil mempersembahkan medali emas. Emas yang tak terduga.
Datang ke Banjarmasin, PWI Sumbar membawa 32 orang personil. Mengikuti enam cabang. Tenis meja, biliar, atletik, karya jurnalistik, catur dan domino.
Keberangkatan yang penuh perjuangan. Tanpa dana yang pasti, akhirnya kontingen Sumbar berangkat berkat dukungan penuh Gubernur Sumbar Mahyeldi, didukung OPD dilingkup Pemprov Sumbar.
Empat hari pertama, beragam dinamika dialami kontingen Sumbar.
Di babak penyisihan tenis meja beregu, Sumbar yang menurunkan Yuldaveri, Andri Besman, M. Syukur dan dikomandoi official Eriandi, mengalahkan NTB, 2-1. Ketika bertemu Jatim, terjadi masalah. Jatim menurunkan pemain yang tidak terdaftar saat technical meeting. Sumbar protes. Protes diterima, kemudian Jatim juga protes karena sebelumnya Sumbar tidak mau bertanding karena Jatim memasukkan pemain yang tak terdaftar. Akhirnya kedua tim ini didiskualifikasi. Sumbar gagal dapat perunggu, emas Jatim melayang. Nomor ini hanya menyisakan perak untuk Jabar, perunggu untuk DIY.
Biliar mempertandingkan empat nomor. Official Biliar Firdaus Abie yang juga Sekretaris PWI Sumbar menyebutkan, timnya turun dalam empat nomor pertandingan, menurunkan tiga atlet. Prestasi Paul Hendri, Yuwardi dan Rahmad, hanya sampai ke delapan besar.
Catur yang diperkuat Lailatul Aidil, Bento, Nuswirsyah, Saptos dengan official H.M Khudri, hanya mampu finis di peringkat sebelas. Atletik mengikuti dua nomor, 5 KM dan 3 KM. Di nomor 5 KM, Redi berada di peringkat delapan. Nomor 3 KM yang akan diikuti Antoni tak jadi dipertandingkan.
Eriyanto Leo, sang official, menyebutkan, tak jadinya nomor tersebut lantaran tak cukup kuota minimal peserta.
Karya jurnalistik, peserta dibawa ke perkampungan tak bersignal.
Dr Amiruddin SH, MH, official lomba karya jurnalistik PWI Sumbar mengambarkan suasana di lapangan. Butuh perjalanan hingga lebih dari empat jalan perjalanan ke lokasi.
“Seru-seru nikmat,” kata Reviandi, Emil Mahmudsyah dan Guspayendri, tiga wakil Sumbar diajang tersebut.
Saat naskah ini diturunkan, pemenang lomba karya jurnalistik belum diumumkan.
Emas Kebut Semalam
Cabang terbaru yang dipertandingkan, domino. PWI Sumbar mempersiapkan Jayusdi Effendi dan Edi Jarot.
Saat pertemuan teknis sebelum pertandingan, keduanya mengaku kaget. Domino yang akan dipertandingkan tidak seperti domino yang biasa dimainkan di Sumbar, atau yang juga bisa disebut sebagai Gaplek. Tapi domino yang dipertandingkan, lebih sering disebut sebagai Dom. Media bermainnya berbentuk kertas dengan format angka persis seperti domino atau Gaplek.
Permainan Dom ini sangat populer di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
Perhitungan angkanya pun berbeda. Jika domino atau gaplek, biasanya berakhir diangka 101, ada juga diangka 151. Tapi Dom didasarkan nilai tertinggi didasarkan tujuh kali mengocok atau mengadukan kartu. Sekali putus, angkanya beragam, satu, dua, tiga atau empat point.
Permainan Dom belum pernah dilakukan duta PWi Sumbar. Namun kemudian, setelah pertemuan teknis tersebut, keduanya langsung belajar. Kebut semalam. Mereka belajar melalui Youtube.
Ada empat nomor. Terbuka Perseorangan. Tertutup Perseorangan. Terbuka Beregu. Tertutup Beregu.