“Keunikan itu bisa dimanfaatkan, untuk menarik minat wisatawan datang berkunjung, membuka peluang usaha masyarakat dan sebagainya. Kita hanya perlu sedikit lebih kreatif,” ucap Mahyeldi.
Efektivitas dari sektor tersebut menurut Mahyeldi telah teruji untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu buktinya, Sumbar berhasil meraih penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dan berhasil meningkatkan aksebiliti masyarakat terhadap pemanfaatan kawasan hutan melalui program perhutanan sosial.
“Salah satu dampak positif dari bertumbuhnya sektor pariwisata dan bertambah luasnya area perhutanan sosial di Sumbar, angka gini ratio Sumbar nomor 3 terkecil di Indonesia. Hal itu terjadi karena, perputaran uang langsung menyentuh masyarakat di tingkat desa atau nagari,” tegasnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Sumbar, Mahdianur menuturkan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan dan pengurus kelembagaan nagari/desa Tahun 2024 ini diikuti oleh Wali Nagari, Sekretaris Nagari, Bamus dan pengurus kelembagaan yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Mentawai, Agam, Padang Pariaman dan Sijunjung. “Pelatihan ini kita selenggarakan bergilir, bagi aparatur desa dan nagari di seluruh Sumbar,” ungkap Mahdianur. (fan)