Kegiatan Pengabdian Kepada Masyaakat (PKM)

FOTO BERSAMA— Dosen Universitas Putra Indonesia UPI-YPTK Padang berfoto bersama dengan warga setempat usai melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

Oleh: Muhammad Mahzum (Dosen Universitas Putra Indonesia UPI-YPTK Padang)

Untuk memenuhi tun­tutan Tridarma Perguruan  Tinggi maka salah satu yang diwajibkan kepada Dosen adalah melaksanakan Pengabdian Kepada  Masyarakat (PKM). Inilah yang dilakukan oleh Dosen Universitas Pu­tera Indonesia (UPI) – Muhammad Mah­zum, S.Kom, MM selaku Ketua Tim dan Yuli Anggraeni, SE, MM sebagai Anggota Tim, melaksanakan PKM  dilingkungan Ikatan Guru Raudatul Athfal Kota Padang.

Adapun materinya a­dalah “ Upaya Meningkatkan Mutu Amal Taat Guna Mewujudkan Pendidik yang  Berkepribadian dan Berprestasi”. Kegiatan tersebut diadakan pada hari Jumat tanggal 02 Agustus 2024 bertempat di RA Mutiara Hati, Kelurahan Korang Gadang Kecamatan Kuranji-Padang, dihadiri oleh Ibu Ihdassadri, S.Ag, M.Pd sebagai Ketua Kelompok Kerja Kepala Raudatul Athfal dan juga turut hadir Ketua Ikatan Guru Raudatul Athfal Kota Padang Ibu Dra. Yetri Sunarti, dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 42 orang pendi­dik (Guru dan Kepala Se­kolah).

Sebagai pendidik di­lingkungan Raudatul Athfal hendaklah para guru memiliki kepribadian yang mulia dan berprestasi diwujudkan berupa kemampuan (kompetensi) mendi­dik anak-anak melahirkan generasi penerus memiliki iman dan taqwa, menguasai ilmu dan teknologi. Keberihasilan mewujudkan hal yang demikian tak le­pas dari amal taat yang melekat pada diri pendidik.

Amal ujar para ulama adalah gerakan hati dan anggota tubuh. Apabila bergerak hati dan anggota tubuh yang mendatangkan siksa/dosa  maka dinamakan amal maksiat, selanjutnya apabila bergerak hati dan anggota tubuh yang mendatangkan pahala itu dinamakan amal taat.

Merujuk kepada kese­pakatan para ulama amal taat itu dibagi tiga : 1. Amalus Syariat, 2. Amal Thariqat, dan 3. Amal Hakikat. Ketiga amal taat ini harus dikerjakan dan dilaksanakan merupakan tuntunan dari Baginda  Rasulullah SAW agar setiap insan memiliki pribadi mulia, orang terbaik  dan terpandang disisi Allah, serta agar selamat hidup didunia dan bagia diakhirat kelak.

Pembahasan :

  1. Amalus Syariat, guna amalus syariat a­dalah Liislaahil Jawaris, untuk membaguskan/membersihkan anggota tubuh (kepala, telinga, mata, hidung, mulut, tangan, kaki dan perut). Membaguskan anggota tubuh dapat berupa taubat, taqwa, Istiqa­mah. Selaku insan yang tidak sempurna bahwa kita tidak lepas dari dosa dan kesalahan baik sengaja atau pun tidak, baik dalam keadaan sadar ataupun tidak sadar dilakukan, ketika dosa dan kesalahan itu ada dan melekat pada diri maka harus dibersihkanya itu bertaubat agar diri kem­bali kepada kesucian (fitrah).
  2. Amal Thariqat, guna amal thariqat kita kerjakan adalah untuk Liislaahir Qalbi artinya untuk membaguskan/membersihkan hati. Membaguskan hati itu dapat berupa : Ikhlas, washidqi dan tumakninah. Ikhlas artinya ibadah dan kesholehan yang kita kerjakan karena Allah semata dan tidak butuh pujian dari makhluk. Kemudian diri dihiasi dengan kejujuran.
  3. Amal Hakikat, guna amal hakikat kita kerjakan adalah untuk Liislaahil Arwah artinya untuk membaguskan ruh/jiwa. Membaguskan ruh/jiwa dapat berupa : bilmuraqabah dan walmusyahadah. Bil muraqabah artinya me­rasa selalu dilihat, dide­ngar, diawasi oleh Allah SWT, sehingga apapun bentuk tingkah dan laku selalu dibawah bimbingan Allah dan didasari nilai-nilai yang mulia, jauh dari pekerjaan maksiat.

Sedangkan walmusyahadah adalah menyaksikan Allah melalui segala perbuatan-Nya, dengan segala ciptaan-Nya, bahwa Allah menciptakan langit dan bumi, gunung, lautan, manusia, tumbuhan dan hewan.

Kalau ketiga amal taat ini sudah dikerjakan oleh setiap pribadi, dan atau setiap pendidik maka diri dan jiwanya akan disinari oleh Nur Allah. Ketika hati sudah disinari oleh Nurnya Allah maka terlahirlah so­sok pendidik yang memiliki kepribadian mulia dan berprestasi dalam melaksanakan tugas sehari-hari. (*)

Exit mobile version