Merujuk kepada kesepakatan para ulama amal taat itu dibagi tiga : 1. Amalus Syariat, 2. Amal Thariqat, dan 3. Amal Hakikat. Ketiga amal taat ini harus dikerjakan dan dilaksanakan merupakan tuntunan dari Baginda Rasulullah SAW agar setiap insan memiliki pribadi mulia, orang terbaik dan terpandang disisi Allah, serta agar selamat hidup didunia dan bagia diakhirat kelak.
Pembahasan :
- Amalus Syariat, guna amalus syariat adalah Liislaahil Jawaris, untuk membaguskan/membersihkan anggota tubuh (kepala, telinga, mata, hidung, mulut, tangan, kaki dan perut). Membaguskan anggota tubuh dapat berupa taubat, taqwa, Istiqamah. Selaku insan yang tidak sempurna bahwa kita tidak lepas dari dosa dan kesalahan baik sengaja atau pun tidak, baik dalam keadaan sadar ataupun tidak sadar dilakukan, ketika dosa dan kesalahan itu ada dan melekat pada diri maka harus dibersihkanya itu bertaubat agar diri kembali kepada kesucian (fitrah).
- Amal Thariqat, guna amal thariqat kita kerjakan adalah untuk Liislaahir Qalbi artinya untuk membaguskan/membersihkan hati. Membaguskan hati itu dapat berupa : Ikhlas, washidqi dan tumakninah. Ikhlas artinya ibadah dan kesholehan yang kita kerjakan karena Allah semata dan tidak butuh pujian dari makhluk. Kemudian diri dihiasi dengan kejujuran.
- Amal Hakikat, guna amal hakikat kita kerjakan adalah untuk Liislaahil Arwah artinya untuk membaguskan ruh/jiwa. Membaguskan ruh/jiwa dapat berupa : bilmuraqabah dan walmusyahadah. Bil muraqabah artinya merasa selalu dilihat, didengar, diawasi oleh Allah SWT, sehingga apapun bentuk tingkah dan laku selalu dibawah bimbingan Allah dan didasari nilai-nilai yang mulia, jauh dari pekerjaan maksiat.
Sedangkan walmusyahadah adalah menyaksikan Allah melalui segala perbuatan-Nya, dengan segala ciptaan-Nya, bahwa Allah menciptakan langit dan bumi, gunung, lautan, manusia, tumbuhan dan hewan.
Kalau ketiga amal taat ini sudah dikerjakan oleh setiap pribadi, dan atau setiap pendidik maka diri dan jiwanya akan disinari oleh Nur Allah. Ketika hati sudah disinari oleh Nurnya Allah maka terlahirlah sosok pendidik yang memiliki kepribadian mulia dan berprestasi dalam melaksanakan tugas sehari-hari. (*)