Komunitas seni pertunjukan Indonesia Performance Syndicate (IPS), yang bersekretariat di kota Padangpanjang dan Batusangkar tengah melaksanakan rangkaian kegiatan penciptaan seni pertunjukan kontemporer yang diberi judul Legaran Svarnadvipa.
Komunitas yang dipunggawai oleh Wendy HS dan Erwi Sasmita ini, sejak didirikan 27 Maret 2016 lalu, telah memproduksi cukup banyak karya pertunjukan kontemporer. Karya tersebut telah dipentaskan di berbagai event baik lokal, nasional, maupun internasional.
Kesempatan kali ini, IPS yang mendapat dukungan hibah dari program Penciptaan Karya Kreatif Inovatif, Dana Indonesiana untuk tahun anggaran 2023, sedang melaksanakan rangkaian proses penciptaan karyanya dengan judul Legaran Svarnadvipa. Yang mana menurut Erwi Sasmita, pimpinan produksi kegiatan ini, rangkaian proses penciptaan karya pertunjukan kontemporer ini, telah sampai pada tahap pelaksanaan workshop performer terseleksi, untuk mendapatkan pelatihan ketubuhan dengan metode khas dari komunitas IPS yang disebut Total Body Performance Method.
Metode ketubuhan yang disusun oleh Wendy HS berdasarkan pengembangan konsep ketubuhan dari elemen artistik Tapuak Galemboang dalam tradisi Randai di Minangkabau ini, akan menjadi basis konseptual performer dalam mewujudkan pilihan laku artistic pertunjukan LegaranSvarnadvipa nantinya. Sebelumnya juga telah dilaksanakan riset dan proses penulisan teks pertunjukan LegaranSvarnadvipa oleh tim kreatif yang terdiri Irmansyah, Pandu Birowo dan Wendy HS, lanjut Erwi Sasmita dalam keterangannya.
Tahap workshop performer dalam rangkaian kegiatan ini, dilakukan dengan membuka audisi bagi seluruh performer dari berbagai latar belakang, baik dari disiplin seni teater, seni tari, seni musik dan karawitan di Sumatera Barat. Menurut Suci Purnama Sari, selaku koordinator pelaksana workshop Total Body Performance Method ini, proses pendaftaran yang dilakukan secara online itu, telah masuk data sebanyak 37 orang pendaftar. Proses seleksi pendaftarnya telah memilih sebanyak 20 orang performer untuk mengikuti program 10 hari workshop di Studio Teater, Program Studi Seni Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Padangpanjang, mulai tanggal 2 sampai 11 Mei 2024 nanti, setiap pukul 10.00 hingga pukul 16.00 WIB.
Namun demikian, pada hari kedatangan peserta di penginapannya di Padangpanjang, satu orang peserta mengundurkan diri karena tidak dapat meninggalkan proses pentas kelompoknya saat workshop berlangsung. Sebanyak 19 orang peserta workshop ini datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat, seperti dari Lintau, Tanah Datar, Solok, Padangpanjang, Pariaman, Padang, dan Pesisir Selatan dan dari berbagai latar disiplin seni pertunjukan, seperti seni teater, seni tari dan seni musik karawitan. Seluruh peserta disediakan tempat penginapan dan konsumsi selama mengikuti workshop, tambahnya.
Rangkaian kegiatan dalam proses penciptaan karya pertunjukan Legaran Svarnadvipa ini, juga akan melaksanakan tahap launching buku Total Body Performance Method dan seminar seni pertunjukan kontemporer di akhir Mei nanti. Selain itu, kegiatan yang bertujuan untuk membangun ekosistem seni pertunjukan yang berorientasikan pada industri seni pertunjukan di Sumatera Barat ini, juga akan melibatkan berbagai kelompok tradisi di Tanah Datar dan juga public figure di Sumatera Barat. Bahkan dalam rancangannya, pertunjukan Legaran Svarnadvipa ini juga akan didukung oleh keterlibatan artis dari Jakarta. Hanya saja sangat sulit untuk menyesuaikan jadual kedatangannya ke Sumatera Barat. “Mudah-mudahan nanti ada satu atau dua artis yang dapat menyesuaikan jadualnya dengan agenda LegaranSvarnadvipa ini”, imbuh Erwi Sasmita.
Puncak rangkaian kegiatan ini akan ditandai dengan digelarnya pertunjukan kontemporer Legaran Svarnadvipa pada tanggal 22 Juni 2024 nanti, di lapangan Cindua Mato, Batusangkar, kabupatan Tanah Datar. Sebagaimana yang disampaikan Wendy HS, selaku sutradara pertunjukannya, melalui puncak rangkaian upaya kreativitas ini, diharapkan mampu menggugah kesadaran stakeholder seni pertunjukan di Sumatera Barat, untuk membangun atmosfer seni pertunjukan yang lebih produktif dan memperkuat salah satu ruang ekonomi kreatif di Sumatera Barat kelak, melalui upaya pengolahan potensi kreatif seni pertunjukannya. “Tentu saja ini butuh dukungan seluruh pihak, terutama support dan kerjasama dari pemerintah terkait di Sumatera Barat untuk mewujudkan satu potensi luar biasa dari pengolahan produk budayanya yang khas itu”, tutup Wendy HS.(*)