“Secara tahunan seluruh kabupaten dan kota penghitung inflasi di Sumbar mengalami inflasi, di mana Kota Padang inflasi sebesar 3,20 persen, Bukittinggi 3,70 persen, Pasaman Barat 5,52 persen dan Dharmasraya 4,63 persen yoy,” ulasnya.
Adang menuturkan, deflasi pada April 2024 di Sumbar terutama dipengaruhi oleh kelompok makanan minuman dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar 1,75 persen mtm dan memberikan andil -0,60 persen. Ditopang oleh turunnya Harga cabai akibat masuknya cabai luar provinsi dan peningkatan produksi di sentra lokal.
“Kelompok penyumbang deflasi selanjutnya adalah kelompok perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga serta kelompok rekreasi, olahraga adan budaya dengan deflasi masing-masinf 0,03 persen mtm,” kata dia.
Menurut Adang, deflasi lebih dalam tertahan terutama oleh inflasi kelompok transportasi dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 1,47 persen mtm dipengaruhi kenaikan tarif angkutan Udara, angkutan antar kota, kendaraan travel dan rental. “Ini dipengaruhi oleh peningkatan mobilitas pada periode libur lebaran Idul Fitri 1445 H,” tuturnya.
“Komitmen Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumbar agar inflasi tetap terkendali dan berada di sekitar batas atas target 2,5+1 persen yoy. Upaya yang dilakukan antara lain gerakan pasar murah, sidak pasar serta intensifikasi distribusi komoditas pangan dan sebagainya,” tutupnya. (rgr)