Dan, selama musim hujan, debit air di beberapa Intake milik Tirta Langkisau meningkat. Namun, saat ini situasinya tidak stabil karena kualitas air yang masuk ke intake sangat buruk akibat longsor di sekitarnya.
“Ikhtisar, selama musim hujan, debit air di intake meningkat. Debit yang besar ini menjadi tantangan bagi tim lapangan untuk selalu siaga 24 jam mengantisipasi situasi yang tidak diinginkan,” jelas Direktur PDAM Tirta Langkisau, Pessel.
Longsor ini mengakibatkan air yang masuk ke intake sangat keruh karena material longsor seperti tanah merah dan pepohonan tumbang terbawa. Hal ini menyebabkan kualitas air olahan menjadi buruk dan beberapa sampah yang terbawa banjir menyumbat di penyaringan intake.
“Sejak terjadinya longsor di beberapa titik sekitar intake, proses pengolahan air menjadi sangat lambat. Pada kondisi normal, air dapat kembali jernih dalam waktu sekitar 2 jam, tetapi setelah banjir dan longsor kemarin, prosesnya membutuhkan hampir 24 jam,” tambah Herman.
Pihak Perumda Air Minum Tirta Langkisau berusaha semaksimal mungkin untuk menelusuri dan memperbaiki proses pengolahan agar masyarakat dapat kembali menikmati air bersih.( Rio)