TANAHDATAR, METRO–Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tanah Datar terus berkurang dalam tiga tahun terakhir. Kepala BPS Tanah Datar Chardiman mengatakan berdasarkan data BPS per Januari 2024, jumlah penduduk miskin di Tanah Datar pada tahun 2021 tercatat sebanyak 15.890 jiwa, menurun di tahun 2022 menjadi 14.900 jiwa.
“Jumlah penduduk miskin Tanah Datar kembali turun di tahun 2023 menjadi 14.560 jiwa,” kata Chardiman, Senin (4/2) petang.
Senada dengan hal tersebut, kata Chardiman, persentase penduduk miskin di Kabupaten Tanah Datar juga menyusut. Persentase tahun 2021 tercatat sebanyak 4,54 persen, kemudian menurun di tahun 2022 menjadi 4,26 persen, persentase angka penduduk miskin Tanah Datar kembali menyusut di tahun 2023 menjadi 4,16 persen.
“Persentase angka penduduk miskin Tanah Datar berada di urutan ke-4 terendah dari kabupaten/kota se-Sumatera Barat. Paling rendah ada Kota Sawahlunto dengan 2,27 persen, menyusul Kota Solok 3,05 persen dan Kota Bukittinggi di urutan ke-3 sebesar 4,11 persen,” terangnya.
BPS mendefinisikan penduduk miskin sebagai Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
Sementara persentase penduduk miskin didefinisikan sebagai persentase penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan. “Garis Kemiskinan Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp.515.587 per kapita per bulan,” ujar Chardiman.
IPM Terakhir Terus Meningkat
Di sisi lain, di bawah kepemimpinan Bupati Eka Putra, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, IPM di Kabupaten Tanah Datar tahun 2021 mencapai 72,46 persen, tahun 2022 menjadi 73,29 persen, dan tahun 2023 sebesar 75.57 persen.
Kepala BPS Tanah Datar Chardiman di Batusangkar Senin (4/2) mengatakan, ada tiga indikator yang dinilai pada IPM tersebut, yaitu kategori standar hidup layak, kategori pendidikan, dan kategori kesehatan. “Ada tiga indikator yang dinilai pada indek pembangunan manusia, yaitu kategori standar hidup layak, kategori pendidikan, dan kategori kesehatan,” kata Chardirman.