PASAMAN, METRO–Masyarakat Kabupaten Pasaman memilki bebagai macam sumber mata pencaharian, baik sebagai ASN, pegawai swasta, berdagang, bertani atau berkebun. Namun, berkat kekayaan alam yang begitu banyak, sebagian masyarakat mencari nafkah dengan melakukan penambangan emas.
Di Nagari Ganggo Hilir, Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, masih banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan melakukan penambangan emas secara tradisional dan kegiatan tersebut telah berlangsung dari zaman penjajahan belanda hingga saat sekarang.
Bahkan, di Kenagarian Ganggo Hilir, masyarakat penambang emas membentuk suatu organisasi tambang rakyat yang diberi nama “Tuah Sakato”. Organisasi itu dibentuk sebagai wadah bagi para masyarakat penambang emas untuk menyampaikan aspirasinya.
Kelompok tambang rakyat Tuah Sakato dipimpin oleh Wendra Yana Dt Ngamuak. Hingga saat ini jumlah anggota penambang yang tergabung dalam organisasi tambang rakyat itu mencapai 150 orang.
“Beberapa waktu lalu, saya mengumpulkan masyarakat yang tergabung dalam kelompok tambang rakyat Tuah Sakato agar bisa menjaga dan melestarikan lingkungan,” ungkap Wendra.
Selain itu, ditegaskan Wendra, meski tambang rakyat, pihaknya bersama semua anggota telah sepakat mendukung setiap kebijakan pemerintah dalam hal pelestarian lingkungan dengan tidak menggunakan alat-alat yang dapat merusak lingkungan dan menimbulkan korban jiwa.
“Kami juga meminta kepada pemerintah untuk dapat memberikan edukasi dan solusi untuk kegiatan pembangan emas tersebut sehingga kegiatan penambangan tidak merusak lingkungan dan membahayakan jiwa masyarakat penambang emas. Dengan begitu, akan tercipta situasi Kamtibmas yang kondusif,” tutupnya. (rgr)