PAD RSUD Sadikin Terus Meningkat

Laporan: Efanurza Kota Pariaman

Rumah Sakit Umum Daerah dr Sadikin Kota Pariaman sejak beridiri sekitar tujuh tahun lalu atau zaman pemeritahan Walikota Pariaman H Mu­khlis R, dilanjutkan era Walikota Pariaman H Genius Umar RSUD tersebut hingga kini terus ber­kembang. Bahkan hi ngga kini RSUD dr Sadikin Kota Pariaman telah menyumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Kota Paiaman. Lihat saja perbadingan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Sadikin Kota Pariaman meningkat dibandingkan tahun lalu.

”Alhamdulillah, sema­kin hari, bulan dan tahun RSUD dr.Sadikin Pariaman peningkatan PAD cukup besar. Tahun 2023 target Rp. 3,4 milyar realisasi pendapatan Rp. 4,88 milyar pada bulan September 2023. Namun pada anggaran perubahan target RSUD dr.Sadikin be­rubah menjadi 4,9 milyar,” ungkap Kadis Kesehatan Kota Pariaman, Nazifah, kemarin.

Namun, tahun 2024 masih banyak yang dibutuhkan RSUD dr Sadikin, tapi ia optimis, karena itulah akhir tahun 2023 ini pendapatan RSUD dr. Sa­dikin bisa mencapai 6 milyar. “Sebelumnya, RSUD. dr. Sadikin Kota Pariaman ditarget Rp. 6 milyar sedangkan realisasi pendapatan hanya Rp. 4,1 milyar pada tahun 2022,” ulas­nya.

Dia menjelaskan RSUD dr. Sadikin Kota Pa­riaman pada tahun 2017 belum menjadi RSUD, masih Pus­kesmas Kampung Baru Padusunan dan ditingkatkan statusnya menjadi rumah sakit. “Pada tahun tersebut bangunan itu masih bangunan puskesmas. Setelah datang Co­vid-19 di tahun 2019 diba­ngun ruang isolasi bertekanan negatif. Pada pandemi Covid-19, RSUD dr. Sadikin melayani pasien covid maupun pasien yang tidak terpapar co­vid,” terangnya.

Nazifah menuturkan akan terus berbenah apa­lagi di tahun ini RSUD dr. Sadikin Kota Pariaman sudah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). “Kita terus berupaya untuk memperbaiki sarana dan prasarana maupun Sumber Daya Manusia (SDM), kita lakukan reorganisasi, peningkatan dan pembinaan SDM serta peningkatan sarana dan prasarananya. Dulunya, rumah sakit ini sudah pernah mendapat dana DAK di tahun 2019, namun pembangunannya tidak berlanjut,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa rumah sakit Sadikin masih tipe D dengan kondisi tempat tidur lebih kurang 50. Untuk me­ning­katkan ke tipe C, kita harus mempunyai tempat tidur 100. Kalau tempat tidur ditambah maka ruangan juga harus ditambah. Kita punya ruang perawatan tersebut 10 untuk anak-anak, 10 untuk dewasa, ruang isolasi 1, ini artinya minim ruangan. “Semen­tara, ruangan isolasi yang dibangun ketika pandemi Covid-19, kita jadikan se­karang menjadi ruangan VVIP untuk ruang perawatan karena ruangannya sangat bagus, fasilitas lengkap dengan oksigen tertanam ke dinding dan alat kesehatan sudah permanen di sana,” ulas Nazifah.

Tahun 2024, dana DAK untuk membangun lagi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Kita harus mempunyai KRIS ke depannya, kalau tidak kita tidak bisa lagi bekerjasama dengan BPJS. “Selain itu, kita juga mendapatkan dana DAK sebesar Rp 5,3 Milyar, untuk membangun ruangan operasi yang lebih representatif. Karena ruangan operasi sekarang hanya satu, kecil dan belum representatif. Sementara untuk labor kita juga tingkatkan, di tahun 2024 kita sudah mendapat anggaran untuk labor kesehatan masyarakat dengan anggaran Rp 16 Milyar yang direncanakan diba­ngun di By Pass Pariaman,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Pariaman Yota Balad saat mem­buka Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Dana Alokasi Khu­sus (DAK) Integrasi Lintas Program dan Lintas Sektor Bidang Kesehatan ta­hun 2023 menyatakan ke­sehatan adalah ujung tom­bak untuk mewujudkan manusia yang ber­kualitas. Tidak hanya bagi Kota Pariaman, tetapi pemerintah pusat pun sudah mencanangkan bahwa kesehatan menjadi upaya transformatif menuju Indonesia Emas tahun 2045. Yota Balad menegaskan, bahwa kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan saja, namun harus didukung oleh lintas sektor terkait.

“Salah satu upaya untuk mewujudkan apa yang disampaikan oleh pemerintah pusat tersebut ialah dengan memperhatikan berbagai aspek kesehatan, terutama kesehatan anak saat dalam kandungan, di mana sejak dari perkembangan janin di dalam perut ibunya ini sudah menjadi perhatian,” ungkapnya. Ia meng­ung­kapkan, sebelumnya DAK Dinas Kesehatan Kota Pariaman senilai Rp11 mi­liar, dan pada tahun 2024 akan meningkat menjadi Rp20 miliar.

Menurut Yota Balad, Pemko Pariaman telah berupaya menjalankan program nasional terutama di bidang kesehatan, dan telah meraih penghargaan Universal Health Coverage (UHC). Di mana kepesertaan jaminan ke­sehatan masyarakat Kota Pariaman mencapai 99,6% dari sekitar 98 ribu jiwa total penduduk Kota Pariaman. Di samping itu, lanjut dia, Kota Pariaman telah mendeklarasikan O­pen Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan hingga 100 persen.

Sehingga, kata dia, kini tidak ada lagi ‘WC terpanjang’ (sebutan untuk pantai yang dulunya dijadikan tempat buang air besar) di Kota Pariaman. “Deklarasi ODF ini merupakan perwujudan dari perilaku hi­dup sehat. Keberhasilan ODF 100 persen tidak terlepas dari kerja sama OPD di lingkungan Pemko Pa­riaman, mulai dari dinas sampai ke desa dan kelurahan,” kata Yota Ba­lad. (***)

Exit mobile version