BUKITTINGGI, METRO – Standarisasi bacaan Al-Quran menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan saat ini, apalagi dengan maraknya lahir para hafizh/ah Al-Quran. Standarisasi ini disandarkan pada bacaan yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Hal ini dikenal dengan nama “Sanad Al-Quran”.
Pondok Quran Cahaya Diatas Cahaya (CDC) mengadakan pelatihan sanad Al-Quran dengan tema “Daurah Intensif Fashahatul Lisan.” Kegiatan ini dilaksanakan di ruang serbaguna Profesi Advertising, Birugo – Bukittinggi. Sebanyak 24 santriwati telah diseleksi untuk mengikuti kegiatan yang telah berlangsung 4 hari sejak Jumat (8/3).
“Kita harus tahu dimana posisi bacaan kita, sudah benar atau belum? Lalu, apalagi yang harus kita kejar setelah selesai menyetorkan hafalan 30 juz? Apakah sudah cukup sampai disitu?” Kata Ummi Dwi Warna Komalasari selaku Ketua Pondok Quran CDC Bukittinggi.
Dua orang pengajar bersanad didatangkan dari Indonesian Al-Quran Centre (IAC) Bandung. Mereka adalah Azizah Rahmawati (21) dan Putri Angely (20). Output pelatihan/ daurah ini adalah para santri dapat melafalkan huruf-huruf Al-Quran sesuai dengan yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Ujian materi diadakan pada hari terakhir. Satu santri dinyatakan lulus, Hannah Muflihah (15). Ia berhak belajar kepada Syeikh Khanova Maulana, Lc Al-Hafizh. Beliau adalah pembina Utama IAC dan Syaikhul Quran IAC. Beliau juga seorang hafizh 30 juz dan telah mendapat kehormatan menjadi pewaris sanad Al-Quran dengan Qiraat Asyrah Kubra yang tersambung 28 generasi antara beliau dengan Nabi Muhammad SAW.
”Dari acara ini, semoga para hafizh/ah khususnya santri Pondok Quran CDC semakin bersungguh-sungguh mempelajari dan memahami Al-Quran agar terwujud negeri yang penuh kedamaian karena keberkahan Al-Quran,” pungkasnya. (cr8)