PADANG, METRO – Pondok Pesantren (Ponpes) dan Panti Asuhan Al Falah yang berada di Jalan Bypass Km 16, tepatnya dibelakang Kantor TVRI Sumbar, saat ini membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan para santri dan anak asuh. Sekarang, jumlah santri di Ponpes Al Falah ini sebanyak 367 orang.
Dibangunan dan ruangan yang tidak memadai, para santri beserta anak asuh Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Al Falah belajar dan menjalani kehidupannya sehari-hari. Salah satu pengurus Ponpes, Leni mengatakan, Ponpes sekaligus Panti Asuhan Al Falah ini kini memiliki sebanyak 367 santri, 265 diantaranya merupakan anak asuh di Panti Asuhan.
Leni menambahkan, Ponpes Al Falah memiliki jenjang pendidikan dari tingkat SD kelas 1 hingga kelas 3, tingkat SMP atau Tsanawiyah, dan tingkat SMA setara dengan Madrasah Aliyah.
“Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari para santri dan anak asuh, Ponpes Panti Asuhan Al-Falah ini berharap pada donatur tetap yang terdiri dari beberapa orang, serta sejumlah bantuan dari organisasi dan perorangan,” ujar Leni.
Jika dikalkulasikan terangnya, kebutuhan untuk konsumsinya di Ponpes Panti Asuhan ini sekitar Rp75 juta perbulannya atau sama dengan sekitar Rp4 juta perhari. Tidak hanya itu, ditambah dengan kebutuhan lainnya seperti kebutuhan mandi, pakaian, belajar mengajar, seluruhnya bisa mencapai sekitar Rp120 juta perbulannya.
“Sedangkan dana yang terkumpul dari donatur hanya sekitar Rp20 juta perbulan. Hal inilah yang membuat kondisi Ponprs dan Panti Asuhan Al Falah semakin memprihatinkan, jauh dari kecukupan seperti sejumlah pesantren di luar sana,” lanjutnya.
Leni menjelaskan, sejak didirikan pada 2012 lalu, jumlah santri dan anak asuh di Ponpes Al Falah terus bertambah, bermula dari 8 orang kini menjadi 367 orang. Seluruh santri dan anak asuh ini merupakan anak yang berasal dari keluarga miskin.
“Saat ini 4 orang diantaranya merupakan anak mualaf dari Kabupaten Kepulauan Mentawai. Santri dan anak asuh di Pesantren dan Panti Asuhan Al-Falah sangat membutuhkan fasilitas layak untuk tinggal dan belajar serta memperdalam ilmu agama,” ucap Leni.
Meski jauh dari fasilitas yang memadai ungkapnya, semangat para santri dan anak asuh untuk belajar tidak diragukan lagi. Hal ini terbukti saat proses belajar mengajar tengah berlangsung, antusias santri untuk belajar sangat tinggi. “Meski belajar di ruangan seadanya, dengan kondisi cuaca yang tak menentu, terkadang ketika hujan melanda atap ruangan tersebut bocor, namun hal tersebut tidak mengurangi minat belajar santri,” ungkap Leni.
Selain itu kata Leni, sejumlah guru yang mengajar di pesantren ini sebagian juga merupakan pembina pesantren yang bertugas menjaga santri baik dalam proses belajar mengajar maupun aktivitas di pesantren.
“Guru dan pembina ini hanya digaji secara sukarela, bahkan bayaran sukarela itu pun akan dibayarkan per beberapa bulan, karena tidak adanya anggaran. Meski demikian, guru dan pembina pesantren mengaku tidak keberatan dengan kondisi tersebut, justru mereka ikhlas untuk memberikan waktu mereka untuk mengajar dan menjaga para santri,” ujarnya.
Untuk itu, Leni beserta pihak Yayasan dan Ponpes dan Panti Asuhan Al Falah berharap uluran tangan para dermawan untuk membantu memenuhi kebutuhan santri dan anak asuh. “Sebab dengan semakin banyaknya bantuan yang diberikan para dermawan akan memberikan banyak manfaat bagi Ponpes dan Panti Asuhan Al Falah ke depannya,” pungkas Leni.
Sementara itu, Irma Jhonita salah seorang anggota sebuah komunitas yang bergerak di bidang sosial Friday Movement Community (FMC) mengatakan, bahwa ia dan komunitas merasa kasihan melihat kondisi ponpes yang sangat memprihatinkan tersebut, sehingga tergerak untuk membantu dan menggalang dana membantu meringankan beban ponpes tersebut.
“Awalnya ada teman digrup yang ngirimin postingan Instagram (Ig) atas nama Hamsiah yang merupakan anggota dari komunitas bernama RFC, mereka sudah duluan melakukan survei dari pada komunitas kami,” ujar Irma.
Ditambahkannya, setelah melihat kiriman dari instastory atas nama Hamsiah tersebut, ia bersama komunitasnya merasa sedih dan berkeinginan untuk ikut membantu meringankan beban ponpes tersebut. “Makanya saya coba share juga di IG dan WA saya kondisi dari Ponpes tersebut dan alhamdulillah dengan itu banyak yang berkeinginan untuk memberikan donasi untuk ponpes tersebut,” tambahnya.
Selanjutnya, Irma bersama komunitas bergerak dan melakukan survei terhadap ponpes tersebut dan memang terlihat sangat memprihatinkan, sehingga juga ikut mengumpulkan dana yang saat ini telah terkumpul sekitar Rp10 juta.
“Kami bekerja sama dengan komunitas RFC terkait pengumpulan donasi tersebut yang nantinya akan diberikan kepada ponpes, apa yang tidak bisa terpenuhi oleh kami, pihak RFC yang memenuhi. Insya Allah kunjungan dan penyaluran bantuan akan kami lakukan pada 5 Februari ini. Dan sampai sekarang kami masih membuka penggalangan donasi tersebut,” pungkas Irma. (r)