MENTAWAI, METRO–Kelangkaan BBM jenis Pertalit di Siberut Utara, Pokai terus beberapa bulan ini terjadi. Akibanya harga BBM melangit mencapai hingga perliter Rp17 ribu sampai Rp20 ribu perliternya. Hal ini membuat masyarakat menjerit dan tidak bisa banyak melakukan aktivitas seperti melaut dan gojek.
Sejak pekan lalu warga di sejumlah daerah Siberut Utara dan Siberut Barat mengeluhkan pasokan BBM yang langkah di SPBU milik salah satu pengusaha di Mentawai. Tak hanya di daerah pendalaman Siberut Barat saja, kelangkaan bahkan juga terjadi di Mentawai.
Sementara itu pihak oknum pengawasan terhadap bbm subsidi tutup mata terhadap persoalan kelangkaan bbm di Siberut Utara dan Siberut Barat.
Penyalahgunaan BBM bersubsidi tersebut juga menyengsarakan masyarakat, karena aksi penimbunan berpotensi menimbulkan kelangkaan karena volume penyaluran BBM bersubsidi telah dipagu oleh kuota dengan memperhitungkan kebutuhan masyarakat.
“Adanya praktek penyalahgunaan semacam ini telah menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat terutama pengguna BBM bersubsidi seperti gojek dan nelayan yang dirampas haknya oleh oknum tidak bertanggung jawab, serta mengakibatkan pula subsidi negara tidak tepat sasaran. Pertamina mengapresiasi langkah cepat kepolisian, Anak Perusahaan dan dukungan masyarakat sehingga upaya menindak oknum penyalahgunaan BBM bersubsidi tersebut berjalan lancar,” jelasnya Rul (55), salah seorang masyarakat Pokai kepada POSMETRO, kemarin.
Menanggapi hal tersebut, Pj Bupati Mentawai, Fernando J. Simanjuntak geram dibuatnya. Persoalan kelangkaan BBM di Siberut Utara dan Siberut Barat. Saya tegasnya kepada Dinas Perindagkop untuk turun melakukan razia oknum nakal yang bermain atau menimbun BBM tersebut,” uangkapnya saat pertemuan para wartawan di aula kantor bupati Selasa, (4/7).
Fernando J. Simanjuntak menambahkan, seiring dengan mulai pulihnya perekonomian dan pertumbuhan sektor industri, Perindagkop semakin meningkatkan koordinasi dengan pihak aparat guna memastikan pendistribusian BBM bersubsidi berjalan aman dan sesuai peruntukannya.
“Sementara itu ada beberapa subsidi yang memang harus saya lengserkan adalah subsidi pesawat terbang dalam rangka operasioanl pegawai dan subsidi mentawai fast berupa uang selama setahun nilainya jukup besar juga,” tegasnya .
Bagaimana kini, KM Nade juga butuh anggaran hampir satu miliar dengan rute Sikabaluan, Pokai dan Bataet dengan jadwalnya satu kali seminggu. adi total subsidi transportasi kita sekitar Rp11 Miliar subsidi kita jika mau on di Sikakap KM Teluk Katurai Rp 1 Miliar, KM Nade Rp1 Miliar dan jika mau dibangun lagi dari Sagulubek, Pei Pei, Muara Sikabaluan ini harus dibuka.
“Jika memang Mentawai yang empat pulau itu ternyata dihitung hitung dengan mengoperasikan kapal pemda hasilnya bisa lebih hemat, tanpa mengurangi tingkat pelayanan saya rasa pusat kami kearah situ,” ungkap Pj bupati. (rul)