PADANG, METRO–Durian Namlung yang terkenal di Indonesia merupakan varietas unggulan dari Provinsi Bangka Belitung (Babel). Bibit durian ini hadir di Pekan Nasional (Penas) ke XVI Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) yang berlangsung di Lanud Sutan Sjahrir Padang.
Hadirnya stand Durian Namlung di pameran Penas XVI KTNA ini mendapat perhatian pengunjung yang hadir. Stand tersebut cukup ramai dikunjungi. Banyak pengunjung yang ingin mendapat informasi langsung cara bertanam bibit durian tersebut. Bahkan bibit Durian Namlung yang dipamerkan laris manis dibeli pengunjung.
Rizal, petani durian di Bangka Barat yang memiliki usaha durian, bernama Rizal Bibit mengakui, dirinya harus melalui tantangan perjalanan yang berat untuk membawa bibit durian ini ke Kota Padang. Di mana dirinya harus terus menjaga agar daun duriannya tidak rontok dan tanaman bibit tidak layu selama di atas kapal berjam-jam.
Dengan perjuangan tersebut dirinya menjual durian dengan harga yang mahal. Untuk bibit durian yang besar mencapai Rp250 ribu. Sedangkan yang kecil harganya Rp150 ribu. Namun, harga tersebut bisa saja lebih murah jika sudah di akhir Penas XVI KTNA.
Selain Durian Namlung di Penas XVI KTNA juga menghadirkan Durian Klamunod dan Durian Super Tembaga yang juga varietas unggulan lainnya di Babel.
Namlung menurutnya salah satu dari tiga varietas durian terbaik pulau ini. Durian Namlung banyak penggemarnya karena rasanya manis, dan hampir tidak ada biji, kalaupun ada ukuran bijinya sangat kecil.
Rizal menyebutkan, Durian Namlung kalau dipelihara dengan baik pertumbuhannya, maka umur 3 sampai 4 tahun sudah bisa berbuah. Tumbuhan durian ini jika sudah berumur 13 tahun maka pertumbuhannya akan melebar dan tingginya juga akan bertambah.
Rizal mengungkapkan, sebenarnya Durian Namlung kualitasnya tidak jauh beda dengan Durian Klamunod. Baik dari segi kualitas rasanya. Hanya saja warna kuning Durian Namlung lebih cerah dibandingkan Durian Klamunod. Ukuran Durian Klamubod juga lebih besar dari Durian Namlung. “Hanya saja Durian Namlung kadar alkoholnya lebih tinggi dibandingkan Durian Klamunod,” terangnya.
Diakui Rizal, dirinya mengapresiasi pelaksanaan Penas XVI KTNA di Padang. Karena dengan perjuangannya yang berat membawa bibit durian naik kapal dari Babel. Namun semuanya terobati dengan banyaknya pengunjung yang berkunjung ke standnya. (fan)