AGAM, METRO–Syauqi Makarim, santri Pondok Pasantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi-Agam, berhasil menjadi juara dalam lomba Musabaqoh Qira’atul Kutub (MQK) tingkat Provinsi Sumatera Barat, pada peringatan hari santri nasional 2022 lalu di Pondok Pasantren Nurul Yaqin Ringan-ringan.
Kitab yang diperlombakan dalam MQK di Nurul Yaqin Ringan-ringan ini adalah Ihya’ Ulumuddin JUZ 2 Bab yang diujika Hakkul Masail dalam hal ini metode Lombanya Seperti Lomba MHQ, peserta duduk di podium lalu membaca kitab, termasuk menterjemahkan, kemudian menguraikan maksud yang dipahami dari dalam kitab. Tidak hanya itu, tetapi juri yang melakukan penilaian akan memberikan pertanyaan terhadap apa yang dibaca.
”Qiraatil Kutub sebagai bagian dari nilai dasar santri, identitas sebagai seorang santri pondok pasantren, jadi harus mampu membaca kitab, Dan tentu sepatutnya untuk terus dijaga dan dikembangkan,” begitu disampaikan pengasuh Pondok Sumatera Thawalib Parabek, Ustadz H. M. Zaki Munawar, Lc, usai menikuti perlombaan pada peringatan hari santri nasional baru-baru ini.
Selain juara 1 lomba MQK tingkat Ulya, santri pondok pasantren Sumatera Thawalib Parabek juga berhasil keluar sebagai juara 1 pada perlombaan cabang Futsal atas nama Maulana dan kawan-kawan. Selain pandai membaca kitab dan paham agam, anak ponpes juga sehat dan berprestasi dibidang olaharaga bola Futsal. Kemudian santri Ponpes Thawalib Parabek juga juara III MAS Sumatera Thawalib Parabek.
”Ini tentu tidak terlepas dari dukungan dan doa dari guru dan orang tua santri, juga menjadi poin penting bagi santri dalam berkompetisi dan meraih prestasi. Semoga dengan prestasi ini mampu meningkatkan semangat para santri untuk terus belajar dan meraih prestasi dalam rangka mencari ridho Allah SWT,” sebut pengasuh ponpes Thawalib Parabek.
Diketahui, selain dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional 2022, perlombaan ini dilaksanakan dalam rangka merawat khazanah turats pesantren dan mengembangkan khazanah keilmuan pesantren dan melestarikan nilai-nilai ajarannya. “Ini tentu tidak hanya sekedar perlombaan tapi lebih kepada merawat khazanah turats pesantren, dan mengembangkan keilmuan serta melestarikan nilai-nilai ajarannya,” harapnya. (uus)
Komentar