SAWAHLUNTO, METRO – bPara perintis berdirinya Museum Goedang Ransoem dianugerahi penghargaan oleh Pemko Sawahlunto dalam acara puncak 100 tahun Dapur Umum hingga Museum Gudang Ransoem, Senin (17/12). Para perintis ini adalah mereka yang termasuk dalam penggagas, tim konservasi, pemilik – pemilik koleksi dan mantan – mantan kepala museum tersebut.
Masuk sebagai penggagas adalah (Almarhum) Amran Nur, mantan Walikota Sawahlunto dan Sri Setyawati, mantan Kepala Museum Goedang Ransoem. Kemudian mereka yang terlibat dalam konservasi awal museum, diwakili oleh Ayang dan Man dari Museum Adityawarman Sumbar. Untuk pemilik koleksi, diwakili Timbul. Sementara dari mantan Kepala Museum, diwakili oleh Rika Cheris.
Penghargaan dari Pemko Sawahlunto ini diserahkan oleh Wakil Wali Kota Sawahlunto, Zohirin Sayuti didampingi Kepala Dinas Kebudayaan, Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman Hendri Thalib. Selain menyerahkan penghargaan, Zohirin juga menyerahkan hadiah kepada para pemenang sejumlah perlombaan yang digelar memeriahkan momen bersejarah Museum Goedang Ransoem ini.
Sejumlah perlombaan itu, yakni lomba mewarnai, lomba ranking 1, lomba cerdas cermat, lomba fotografi dan lomba kuliner. Dalam sambutannya, Zohirin mengatakan, bahwa ke depan, pengelolaan museum harus ditingkatkan agar tingkat kunjungan juga mengalami kenaikan.
“Dalam rangkaian 100 tahun Dapur Umum hingga Museum Goedang Ransoem ini, kemaren sudah digelar seminar tentang pengembangan museum dan sebagainya. Ini adalah bekal, modal yang sangat bagus untuk pengembangan museum– museum kita di Sawahlunto ini. Maka itu, ilmu dan referensi yang diperoleh dari seminar dengan narasumber – narasumber hebat kemaren, tolong tindaklanjuti dan terapkan agar museum lebih baik dan kunjungan meningkat,” sebut Zohirin.
Dituturkan Zohirin, potensi wisata sejarah Sawahlunto sangat kaya dan bagus. Maka memaksimalkan potensi tersebut, adalah tugas bersama Pemko dan segenap elemen lain, termasuk dukungan masyarakat. “Kita punya potensi banyak dan hebat. Lihat sejarah, betapa Belanda saja begitu mengistimewakan kita. Ini jangan kita sia–siakan, kita harus mengelola potensi ini dengan baik,” ujar mantan Sekda Sawahlunto itu.
Untuk itu, sejumlah inovasi, termasuk menggandeng kemajuan teknologi informasi (TI) harus dipakai untuk mengembangkan museum Goedang Ransoem ini. Sebab tanpa inovasi, maka perjalanannya akan monoton, sehingga tanpa warna, menyebabkan lemahnya kunjungan.
Zohirin dalam kesempatan itu juga mengusulkan agar seluruh pelajar di “Kota Arang” ini difasilitasi dan diwajibkan untuk berkunjung ke museum – museum di kota itu. Sehingga generasi muda sejak awal dikenalkan dan diakrabkan dengan sejarah kota. Momen acara puncak 100 tahun Dapur Umum hingga Museum Goedang Ransoem ini juga diwarnai dengan pemotongan tumpeng dan penampilan drama Bahasa Tangsi dari anak – anak Desa Sikalang.
Penampilan drama Bahasa Tangsi ini menyedot perhatian para hadirin, termasuk Zohirin dan Ny Emnidar Amran Nur serta Erwiza Erman (Peneliti Sejarah Sawahlunto). Bahasa Tangsi, bahasa unik “Sawahlunto Tempoe Doeloe” itu kini telah diakui sebagai warisan budaya tak benda. (zek)