ilustrasi
PADANG, METRO–Efek penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Nasional. Pengaruhnya juga terjadi kepada ekonomi regional.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipresentasikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, bahwa perekonomian Sumbar yang hanya 5,27 persen selama triwulan II tahun 2015 dan mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan I tahun 2015 yang mencapai 5,46 persen.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan BI Sumbar, Puji Atmoko dihadapan wartawan dalam acara diskusi dan temu ramah antara Perwakilan BI Sumbar bertempat di Hotel Diniya Suasso, Selasa (8/9) lalu. Puji menjelaskan alasan penurunan pertumbuhan ekonomi Sumbar disebabkan oleh masih rendahnya kegiatan investasi di Sumbar sebagai dampak belum kondusifnya iklim usaha dan depresiasi nilai tukar rupiah.
Sedangkan, dari sisi lapangan usaha disebabkan karena melambatnya sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan disebabkan oleh penurunan produksi perkebunan, khususnya karet. Namun, jika dihitung secara makro, pertumbuhan ekonomi Sumbar selama triwulan II 2015 melebihi dari pertumbuhan ekonomi Nasional yang hanya 4,67 persen.
Dalam presentasinya, Puji memaparkan bahwa melemahnya harga komoditas dunia, terutama karet telah membuat melambatnya lapangan usaha pertanian yang selama ini memberikan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumbar sebesar 23,7 persen. ”Tidak hanya harga karet yang turun di pasaran, harga sawit, kakao dan komoditas lain mengalami tren penurunan harga,” jelas Puji.
Sementara itu, untuk prospek perekonomian Sumbar tahun 2015 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,5 persen hingga 5,9 persen pada triwulan III 2015 atau meningkat dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2015. Puji beralasan konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah dan investasi diperkirakan meningakat mulai triwulan III tahun 2015 sehingga menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi.
”Lapangan usaha pertanian, konstruksi serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran diperkirakan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Sumbar pada triwulan III 2015 seiring dengan meningkatnya aktivitas ekspor-impor dan investasi,” tutupnya. (cr11)
Komentar