PADANG, METRO – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sumbar, memberikan penghargaan kepada Nasrul Abit yang dinilai sebagai tokoh dan kepala daerah yang komitmen dan peduli terhadap para pelajar, khususnya di Sumbar.
Ketua Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sumbar, Fariz Anshar Alghifani mengatakan, Nasrul merupakan kepala daerah yang terlihat sangat konsisten terhadap kondisi pendidikan dan terus memberikan saran-saran yang membangun semangat para pelajar.
”Sepanjang keberadaan IPM dan setiap ada kegiatan, Wagub selalu hadir dengan memberikan materi-materi yang membahas seputar hal-hal yang perlu dihindari oleh pelajar. Selaku pelajar, tentunya kita butuh arahan yang demikian,” katanya, Selasa (30/10).
Apalagi, katanya, kini persoalan narkotika, bulyying dan LGBT menjadi ancaman besar bagi para pelajar. Isu-isu itu ternyata ditangani secara serius oleh Wagub. Soal LGBT, pelajar di Sumbar sangat prihatin, karena bisa jadi ke depan, pengaruh LGBT itu menjadikan targetnya ialah para pelajar. Setidaknya, mulai arahan yang diberikan oleh Wabub, para pelajar dapat membentengi diri dari pengaruh hal buruk tersebut.
”Terkait penghargaan itu, selain IPM menilai Wagub adalah tokoh publik peduli pelajar, juga merupakan rangkaian kegiatan milad IPM pada 5 Safar. Selain Wagub, juga tokoh lainnya yang juga diberi penghargaan,” sebutnya.
Menanggapi hal ini, Wagub Nasrul Abit mengatakan, dengan adanya penghargaan itu, setidaknya bisa dilihat, bahwa para pelajar di Sumbar memiliki pola pikir yang cerdas. Artinya, dapat menerima pesan dengan baik, sebagai pengetahuan bagi mereka, untuk membentengi diri dari ancaman yang mempengaruhi otak mereka, ke arah yang tidak benar.
”Saya senang adanya persepsi dari para pelajar dari apa yang dilakukan oleh pemerintah terhadap para pelajar. Memang betul, dalam berbagai kegiatan Pemprov Sumbar terus mengingatkan kepada para pelajar, untuk bisa menyiapkan masa depan yang baik dari sekarang. Caranya, jauhi hal yang terlihat dan dipahami salah,” ujarnya.
Terkait LGBT, memang tengah menjadi fokus Pemprov Sumbar dengan sejumlah pihak, karena kondisi kini LGBT menjadi penyakit yang mengancam masyarakat. Tidak hanya kepada masyarakat pada umumnya, atau kepada pelajar, tetapi juga menjadi ancaman bagi kesehatan dari generasi.
Hal ini dikatakan, LGBT merupakan sebuah penyakit. Kelakuan mereka sangat tidak rasional, dan jelas bertentangan dengan agama Islam. Karena Islam tidak mengajarkan seseorang untuk menyukai sesama jenisnya, hingga sampai terlibat kepada sebuah hubungan yang tidak wajar.
”Di Sumbar, ada LGBT yang tertangkap usai dinikahi. Hal itu turut membuat Bumi Minangkabau ini kaget. Artinya, para LGBT itu berani untuk tampil, dengan cara jalan menghalalkan sebuah hubungan. Padahal, jelas, hanya yang berlawanan jenis yang boleh menikah, bukan sesama jenis,” tegasnya.
Selain itu, terkait narkoba. Saat ini narkoba telah masuk ke sekolah-sekolah. Hal ini telah menjadi ancaman yang nyata. Untuk mengatasi ini, perlu mensosialisasikan kepada para pelajar bahwa dengan menggunakan narkoba telah merusak masa depan.
”Saya sering sampaikan kepada para pelajar dari berbagai pertemuan. Narkoba dan LGBT itu tidak ada untungnya. Hanya bisa merusak masa depan, dan membuat seseorang itu bodoh. Kalau ingin masa depan yang baik dan sukses, setidaknya bisa hidup normal saja. Jangan lakukan hal-hal yang aneh,” ungkapnya. (mil)
Komentar