PADANG, METRO–Kongres ke-VI Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Andalas (Unand) digelar 7 Agustus mendatang. Dalam beberapa hari terakhir diketahui para MC (master campaign) atau koordinator tim sukses dari para caketum (calon ketua umum) tengah gencar melakukan lobi-lobi formasi manis yang ditawarkan calon masing-masing. Bahkan, adapula para tim sukses saling klaim telah mendapat dukungan paling banyak, dengan terus melakukan lobi untuk ikut bergabung dalam gerbong mereka.
Suharman Noerman, salah satu kandidat Ketua Umum IKA Unand menanggapi hal tentang lobi-lobi dari tim sukses, merupakan hal yang biasa saja dan lumrah. “Itu hal yang lumrah dalam konstentasi demokrasi lima tahunan sekali di organisasi manapun termasuk di IKA Unand,” sebut Suharman Noerman yang juga Ketua Umum dari IKA Faterna dan Sustainability and CSR Expert.
Namun, Suharman Noerman turut memberikan masukan dengan se-objektif mungkin, menggelitik para caketum yang betul-betul ingin mengabdi di IKA Unand.
Suharman Noerman mengaku turut mendorong para nakhoda yang bisa sukses, untuk menata sikap, fikir dan budaya kerja, tak lebih hanya ingin memajukan organisasi IKA Unand.
Dia menyampaikan, inklusif dalam nilai ke Unand-an (‘I am Unand’ as inclusiveness values) mendorong ketua tepilih sebagai produk demokrasi yang sukses harus bisa memiliki value inklusif yang kuat secara personal, menanggalkan ego fakultas, warna warna lain, dan cair dalam suatu sutu warna ‘kito unand’. “Tanggalkan baju partai, jika anda sebagai aktivis partai politik. Tanggalkan baju warna-warna yang masih ada, masuk dan bekerja lah dengan semangat kito satu Unand, agar buah demokrasi berbuah manis dan solid dalam guyub alumni,” tegasnya
Dia meminta para calon lain betul-betul telah menyiapkan visi misi yang terukur (measurable mission statement) serta menyiapkan turunan visi misi yang jelas dan bertanggung jawab. “Seorang calon nakhoda tentu sudah memiliki visi yang kokoh secara terukur. Tentunya dengan sikap amanah pula,” ujarnya.
Suharman Noerman mengatakan, jika tugas nakhoda menyusun program dan indikator keberhasilannya merujuk kebutuhan stakehoders. Dijelaskannya, visi misi harus jelas dengan tujuan baik jangka pendek, menengah dan panjang, dengan indikator capaian terukur. Sebab itu penting agar organisasi memberi manfaat kemajuan terhadap stakeholders internal maupun eksternal, dalam arah yang jelas. “Program kerja memiliki aspek input ,proses, output /outcome, indikator capaiannya serta aspek pembiayaannya secara efisien. Semua itu kita sebut dengan kerangka berfikir logis sebuah program (logical framework of program),” jelasnya.
Dalam kerangka logis program, kata Suharman Noerman, memudahkan nakhoda menemukan skala prioritas dalam dimensi waktu yang mendesak untuk dilaksakan. Jika nanti terpilih Suharman Noerman akan menetapkan skala prioritas dan quickwin program yang kredibel dengan tim kerjanya berbasis ranking atau skoring sederhana. Hal ini merujuk kebutuhan stakeholder internal dan ekternal yang mendesak.
Dikatakan, skoring dan akan membantunya untuk melaksanakan program yang memiliki bobot besar dalam pendekatan terkait sumber daya manusia (human capital), sumberdaya program (resources), kemampuan Kelola (management), serta kebutuhan keuangan dan sumber-sumbernya (finance and source).
Quickwin program sebuah program yang dilaksanakan secara cepat yang menjadi harapan utama semua pihak yang bekepentingan (stakeholders). Karena program tersebut suatu kebutuhan mendesak, dalam menyelesaikan permasalahan.
Setting satu taskforce collegial and ad-hoc team.
Menetapkan gugus tugas (taskforce), merujuk skala prioritas program dan item quickwin-nya, maka seorang nakhoda merancang sebuah tim secara kolegeal multi disiplin dan multibackground.
Dia meyakinkan, taskforce yang kuat dan solid, pondasi penentu dalam kesuksesan implementasi program jangka pendek, menengah dan Panjang.
Taskforce yang berkarakter multi-disiplin dalam keilmuan, latar belakang dan jejaring kerja multi-level, wilayah akan menentukan kegiatannya dalam mengeksekusi sebuah program strategis.
Dia juga meyakinkan dengan, Taskforce Poros Jakarta – Padang dan kota-kota lain, akan memberikan warna baru dalam menjaring sumber daya alumni (Diaspora Unand). Sehingga dimungkin program sociopereneurship menjadi mudah untuk dilaksanakan dan dikembangkan. “Di bawah taskforce itu pula, nakhoda juga dapat membentuk unit unit kerja produktif yang lebih kecil, yang gesit berbentuk ad-hoc team atau seperti ‘pokja’ (kelompok kerja) kecil,” sebutnya.
Highlighting beberapa program IKA Unand ke depan menurut Suharman Noerman, skala prioritas pada tiga sektor. Pertama, memilah beberapa program skala prioritas, untuk smester pertama nakhoda dapat memilih 7-9 program (jumlah sesuai kebutuhan mendesak) skala prioritas berbasis 3 sektor (sosial, ekonomi dan lingkungan), sebagai sektor yang sesuai dengan karakter keberlanjutan sutau stakeholders yang dinamis dari waktu ke waktu.
Kedua, intensif kontak dengan key stakeholders; (well engagement). Yakni melakukan kontak intensif dengan pemangku kepentingan kunci. Nakhoda harus selalu menyempatkan diri melakukan kontak akrab (closed contact) dengan para key stakeholders baik internal, eksternal. Kontak dimaksud menggali potensi kolaborasi dan isu-isu strategis apa yang bisa diserapan untuk dijadikan dalam pengayaan dalam penyusunan program skala prioritas dan sangat mendesak (top urgent issues).
Sementra key stakehoders dapat diartikan seperti; Rektor, Dekan, Guru Besar, Senat, Ika Fakultas, DPD/DPC, pemerintah daerah dan organisasi korporasi dan kemasyarakatan (lokal, nasional dan Internassional) yang memiliki tujuan tujuan yang sama. Bahkan organisasi internasional seperti NGO, UN Agencies, dll.
Selanjutnya, pengembangan dan penguatan jejaring kerja (networking development). Memulai kegiatan pengembangan (penguatan) jejaring kerja utama dalam tiga aspek domain pengabdian IKA Unand. Antara lain, alumni, almamater dan masyarakat. “Tentunya dengan mengandeng para pihak yang berkompeten sperti Lembaga-lembaga nirlaba yang memiliki program dan tujuan aktifitas yang sama, pemerintah pada berbagai level sampai ke desa,” ujarnya.(rel/fan)