PADANG, METRO–Pemprov Sumbar menindaklanjuti persoalan banjir yang melanda tiga nagari di Kecamatan Ranah Ampek Hulu, Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Hal ini menjawab aspirasi tokoh masyarakat Tapan yang mendatangi Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah di Istana Gubernur Kamis sore (27/5).
Sejumlah tokoh masyarakat Tapan itu datang bertemu Mahyeldi Ansharullah didampingi Anggota DPRD Sumbar Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Pessel, Muklasin.
Pimpinan Rombongan Masyarakat Tapan, Cendra Hardi Nurba menyampaikan kepada Mahyeldi Ansharullah, kejadian banjir besar di Tapan terjadi pada hari Selasa dan Minggu (11 dan 16 Mei 2021). Banjir waktu itu telah mengakibatkan rumah terendam air setinggi 0,5 meter -2,5 meter.
Dua kecamatan yakni, Ranah Ampek Hulu Tapan dan Basa Ampek Balai Tapan terdampak banjir dengan nagari yang terendam mencapai 11 nagari di dua kecamatan tersebut. “Aliran Batang Tapan sekarang karena banjir besar telah beralih masuk ke perkampungan masyarakat yang melintasi Nagari Binjai Tapan, dan Nagari Kampuang Tangah Tapan. Akibatnya, bila debet air bertambah merendam rumah masyarakat di bandaran sungai yang masuk ke perkampungan”, ungkapnya.
Cendra juga menambahkan, akibat banjir tersebut masyarakat mengalami kerugian besar. Di antara dampak yang dirasakan, terendamnya tanaman padi sawah 1.275 hektar, tanaman palawija (303 hektar), rumah roboh dan hanyut (lima unit). Selain itu, jembatan rusak dan putus (dua unit), fasilitas pendidikan (tujuh unit), sarana ibadah (lima unit), kantor pemerintahan (tiga unit) dan rumah masyarakat (866 unit).
“Kunjungan kami masyarakat Tapan tersebut bertujuan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat terkait persoalan banjir yang selalu mendera 11 nagari ini. Sangat berdampak terhadap kehidupan masyarakat, baik dari sisi fisik maupun psikis dan trauma,” ujarnya.
Mendengar aspirasi masyarakat tersebut, Mahyeldi Ansharullah mengatakan, tindaklanjut penanganan banjir di tiga nagari tersebut akan dilaksanakan oleh Dinas Pengeolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Sumbar dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar.
Sedangkan untuk penanganan tanggap darurat sementara akan dilaksanakan oleh BPBD Provinsi Sumbar. “Kita segera kerjakan dalam bentuk pemasangan geobag (karung pasir) dan bronjong di sepanjang Batang Sako, melalui anggaran tanggap darurat BPBD Provinsi Sumbar, dalam bentuk BTT (Biaya Tidak Terduga). Besar anggarannya Rp300 juta yang akan dikombinasikan dengan anggaran Dinas PSDA dan Bina Konstruksi Provinsi Sumbar,” ujar Mahyeldi Ansharullah.
“Insya Allah mulai dikerjakan minggu ini. Yang penting masyarakat terlindungi dari luapan sungai. Untuk jangka panjangnya, Dinas PSDA Sumbar telah melakukan perencanaan dan mengusulkan kegiatan ke pemerintah pusat tahun 2022. Anggarannya Rp500 miliar. Kita sudah hitung, total kebutuhan anggarannya Rp1,2 triliun. Kita sudah usulkan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves),” tuturnya.
Mahyeldi Ansharullah juga mengatakan akan memberikan perhatian atas kondisi masyarakat yang terdampak bencana dengan mengirim beras dan kebutuhan lain, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Kita telah telepon dan perintahkan Dinas Sosial Provinsi Sumbar untuk segera turun ke lapangan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak banjir di tiga nagari di Kecamatan Ampek Hulu Tapan,” katanya.
Mahyeldi Ansharullah juga mengungkapkan, dirinya juga telah menelepon langsung Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar terkait proses belajar mengajar di tiga nagari yang terdampak banjir dan juga terkait persiapan anak-anak sekolah yang juga melakukan ujian.
“Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar juga telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dan kementerian terkait terkait proses belajar mengajar. Serta persiapan ujian untuk tiga nagari yang terkena bencana banjir tersebut. Kita nanti juga tindaklanjuti dengan kunjungan ke lapangan dalam waktu dekat ini “ ujarnya.
Mahyeldi Ansharullah juga mengajak dan meminta masyarakat Tapan secara umum memberikan dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan normalisasi sungai tersebut nantinya. Terutama persoalan lahan yang terdampak kegiatan. “Dengan dukungan ini maka pelaksanaan pembangunan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan,” harap Mahyeldi Ansharullah.
Mendengar penjelasan Mahyeldi Ansharullah tersebut, Cendra mengaku senang dan bangga. Menurutnya, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah sangat responsif dalam menanggapi aspirasi masyarakat. Sehingga, dirinya langsung mendapatkan jawaban yang melegakan untuk dibawa pulang.
“Alhamdulillah, kami mewakili masyarakat Tapan mengucapkan terima kasih kepada Pak Gubernur yang sangat responsif menyikapi aspirasi masyarakat. Sehingga ada kabar gembira yang kami bawa pulang untuk disampaikan kepada masyarakat. Kita masih menyiapkan dapur umum di sekitar lokasi langganan banjir untuk antisipasi jika sewaktu-waktu banjir kembali datang, sebelum pengerjaan tanggap darurat selesai” ungkap Cendra.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas PSDA dan Bina Kontruksi Provinsi Sumbar, Rifda Suruani, Kalaksa BPBD Provinsi Sumbar, Erman Rahman serta Kepala Biro Administrasi Pimpinan Hefdi.(fan)