Memupuk Jiwa Kewirausahaan Siswa SMK di Era New Normal

Jiwa wirausaha adalah jiwa kemandirian untuk mencari sebuah sumber penghasilan dengan membuka usaha ataupun menyalurkan kreatifitas yang dimiliki seseorang untuk kemudian dijadikan sebuahlahan mencari penghasilan jiwa kewirausahaan ditanamkan sejak seseorang mulai sadar bahwa uang itu penting dan seseorang tersebut memiliki keterampilan atau sesuatu hal seperti barang atau jasa.

Kebutuhan hidup merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena apabila semua kebutuhan hidup terpenuhi maka sejahteralah hidup manusia, maka untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dituntut untuk selalu berusaha, dantakjarang dalamkegiatan usaha manusia dihadapkan dengan banyak pilihan hidup salah satunya terbatasnya kemampuan manusia dalam hal pengadaaan barang dan jasa, untuk itu manusia harus bisa berinovasi yang dengan sendirinya dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri manusia.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah formal di bawah Departemen Pendidikan nasional, mempunyai tujuan antara lain adalah menghasilkan tamatan yang siap memasuki lapangan kerja secara mandiri sebagai wirausaha (entrepreneur). Dengan usia siswa yang rata-rata masih dalam masa yang produktif untuk menerima ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk di dalamnya ilmu wirausaha, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi sangat penting dalam menyiapkan tamatan yang siap berwirausaha.

Kegiatan wirausaha merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Adapun karakteristik wirausaha di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang perlu dikondisikan meliputi jalur kegiatan intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Sehingga diharapkan dengan kondisi lingkungan yang menerapkan karakteristik wirausaha, siswa menjadi terbiasa untuk menerapkannya dan pada akhirnya akan menjadi karakter kepribadian siswa, dan dapat mengubah pola pikir (mindset) dari pencari kerja (job seeker) menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator) serta menjadi pengusaha yang tangguh dan sukses menghadapi persaingan global, karena kewirausahan itu sendiri adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.

Kewirausahaan di Tengah Pandemi
Menghadapi pandemi covid – 19 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dihadapkan pada pilihan terberat dalam hal menentukan pilihan mengikuti program kegiatan kewirausahaanyang mengadakan kegiatan praktek langsung terhalang oleh adanyasocial distancing dan physicaldistancing, yaitu larangan berkumpul, jaga jarak aman, cuci tangan, pakai masker dan selalu menjaga imun tubuh agar terhindar dari virus covid – 19, tetapi disisi lain mau tak mau siswa harus mampu berinovasi agar mampu bersaing menghadapi arus globalisasi, modernisasi dan westernisasi.

Globalisasi sebagai suatu proses yang mendunia dimana individu tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah yang semakin sempit atau memudar karena kemudahan berinteraksi dengan negara baik itu dengan pertukaran informasi, perdagangan, gaya hidup, dan bentuk interaksi yang lainnya. Sebagai siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk menghadapi arus globalisasi harus bisa membaca peluang usaha yang cocok dilakukan setelah menamatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), begitu juga dengan arus modernisasi sebagai suatu bentuk perpindahan dari kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik untuk tercapainya kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang dan makmur sebagai siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mau tidak mau harus mampu beradaptasi dengan situasi pandemic covid -19 sekarang ini.

Westernisasi adalah sebuah proses dimana masyarakat berada atau mengadopsi budayaBarat di berbagai bidang meliputi bidang politik, industri, teknologi, ekonomi, hukum, gaya makanan, pakaian, agama, bahasa, dan nilai-nilai. Westernisasi dapat diartikan sebagai kebebasan penuh. Sebagai seorang siswa khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus mampu menfilterisasi dari kebebasan penuh yang berada ditengah kehidupan masyarakat sekarang ini agar tidak terjerumus ke hal-hal yang bersifat negatif seperti pergaulan bebas, kecanduan narkoba serta obat-obat terlarang yang dapat menghancurkan masa depan generasi muda.

Proses pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak hanya menghasilkan tenaga kerja dan kejuruan yang berorientasi pasar namun diharapkan lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mampu mengembangkan individu berbasis kompetensi di bidang kewirausahaan, yang diharapkan agar lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mampu menghasilkan banyak wirausaha muda. Dengan penciptaan pengusaha rekayasa langsung memberikan peningkatan individu.

Peran kewirausahaan (entrepreneur)dalam menentukan kemajuan suatu bangsa/negara telah dibuktikan oleh beberapa negara maju seperti Amerika, Jepang, plus tetangga terdekat kita yaitu Singapura dan Malaysia. Di Amerika sampai saat ini sudah lebih dari 13 persen penduduknya menjadi entrepreneur, dalam setiap 11 detik  lahir entrepreneur baru.  Data menunjukkan 1 dari 13 orang Amerika terlibat langsung dalam kegiatan entrepreneur.  Itulah yang menjadikan Amerika sebagai negara adi kuasa dan super power.

Selanjutnya Jepang lebih dari 10 persen penduduknya sebagai wirausaha dan lebih dari 240 perusahaan jepang skala kecil, menengah dan besar bercokol dibumi kita Indonesia ini. Padahal Jepang mempunyai luas wilayah yang sangat kecil dan sumber daya alam yang kurang mendukung (kurangsubur) namun dengan semangat dan jiwa entrepreneurshipnya menjadikan Jepang sebagai negara terkaya di Asia

Mengintip sedikit jumlah pengusaha tetangga terdekat yang satu rumpun dengan kita Indonesia yaitu Singapura dan Malaysia, fakta menyebutkan lebih dari 7.2 persen pengusaha Singapura dan lebih dari 3 persen pengusaha Malaysia yang menjadikan pertumbuhan berbagai bidang terutama pertumbuhan ekonomi semakin jauh meninggalkan  kita Indonesia. Mengutip pendapat sosiolog David Mc Celland, suatu negara bisa menjadi makmur manakala memiliki sedikitnya dua persen entrepreuneur (wirausahawan) dari jumlah penduduk. Dari data statistik BPS (2014), Indonesia memiliki jumlah wirausahawan mencapai 44,20 juta jiwa dari jumlah penduduk 118,17 juta orang penduduk yang bekerja berarti jumlah wirausahawan di Indonesia 20 % dari jumlah penduduk Indonesia.

Jumlah penduduk tersebut terdiri dari penduduk berusaha sendiri berjumlah 20,32 juta orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap 19,74 juta orang dan berusaha dibantu 4,14 juta orang (BPS,2014).

Jumlah wirausahawan itu meningkat disbanding survey yang dihelat BPS februari 2013 jumlahnya mencapai 44,01 juta orang dengan perincian jumlah penduduk berusaha sendiri 19,66 juta orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap 4,06 juta orang.

Walaupun demikian data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS) ditemukan bahwa tingkat penganguran masih tinggi ini terlihat dari penganguran terbuka (TPT) yang didominasi penduduk berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 9,05 %, disusul jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) 8,17 %, dan diploma I/II/III sebesar 7,49 % (BPS, 2015). Berarti pengelolaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dikelola oleh dinas propinsi belum mampu memberikan apresiasi yang positif terhadap program-program kewirausahaan (entrepreneur), untuk itu perlu kiranya program kewirausahaan (entrepreneur)dimasukkan pada kurikulum sekolah menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka menciptakan lulusan yang mampu menguasai dan mengembangkan jiwa kewirausahaan (entrepreneur) yaitu jiwa keberanian dan kemauan menghadapi masalah hidup dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengatasi masalah tersebut, jiwa mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.

Pengembangan jiwa kewirausahaan (entrepreneur) di Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri Padang di bidang pertanian merupakan hal yang ingin dicapai dalam pembelajaran kewirausahaan, yang dilakukan melalui pelaksanaan life skill kewirausahaan dapat dilaksanakan melalui pendekatan : 1).Reorientasi pembelajaran, 2). Pengembangan budaya sekolah, 3). Pengembangan manajemen sekolah dan hubungan sinergis dengan masyarakat. Hubungan sinergis dengan masyarakat akan terbentuk apabila masing-masing warga masyarakat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya dalam mensukseskan lingkungan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang dinamis dan saling melengkapi sendi-sendi kehidupan baik antara sesama warga sekolah ataupun sesama warga masyarakat itu sendiri. Melalui reorientasi pembelajaran pada prinsipnya bagaimana mensiasati kurikulum yang berlaku agar kewirausahaan (entrepreneur) dapat ditumbuhkan secara terprogram yaitu dengan mengkaitkan topik diklat dengan karakteristik wirausaha akan mendorong pembelajaran lebih pada strategi belajar ekspositori dengan kehidupan bermasyarakat dan realistik, karena itulah memang yang diperlukan ketika siswa bekerja di masyarakat. (**)
Judul Disertasi :Pengembangan Model PembelajaranDirect Instruction pada Mata Pelajaran Kewirausahaan diSekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian Pembangunan Negeri Padang.

Exit mobile version