Job Fair dan Talent Fest 2019, Solusi Mendapatkan Informasi dan Lowongan Kerja

AIATAWA, METRO – Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Kota Padang berkolaborasi dengan UNP Padang menggelar Job Fair dan Talent Fest 2019 selama dua hari, 16-17 Oktober. Job Fair yang melibatkan 42 perusahaan ini dibuka Staf Ahli Menaker Bidang Ekonomi dan SDM Drs Haris Wahyudi, yang didampingi Wali Kota Padang Mahyeldi.
Kepala Disnakerin Padang Yunisman mengatakan, saat ini ada pegangguran terbnuka sebesar 40 ribu tenaga kerja (tenaker). Maka salah satu solusinya dengan mengadakan Job Fair ini bisa memberikan informasi kerja kepada pengangguran terbuka tersebut.
“Dari Job Fair inilah mereka bisa mendapatkan informasi untuk mendapatkan peluang kerja,” ujar Yunisman.
Dikatakan Yunisman, namun alasan melakukan sinkronisasi dengan UNP dan Disnakerin, agar Job Fair memiliki jangkauan luas dan maksimal. Diharapkan, Job Fair bisa menyerap tenaga kerja lebih kurang 1.300 tenaker.
Ke depan, kegiatan lebih ditingkatkan lagi, bisa saja melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi lain. Kemudian melibatkan perusahaan yang menyerap tenaga kerja lebih luas.
Rektor UNP Padang Ganefri mengatakan, UNP memiliki mahasiswa mencapai 42 ribu. Lalu, meluluskan 8.000 ribu mahasiswa pertahun dan maksimal hanya terserap dunia kerja 40 persen selama setahun.
Job Fair dan Talent Fest 2019 diprioritaskan dan dijadikan kalender tahunan. “Sehingga bisa mendekatkan mahasiswa dengan dunia usaha dan industri. Lalu, bisa menanamkan jiwa entrepreneurship kepada mahasiswa. UNP membuka peluang kerja dan bukan mencetak ternaga kerja saja,” ujar Ganefri.
Diharapkan, sekolah menengah terutama sekolah kejuruan, harus menanamkan keahlian kepada siswanya. Kalau tidak bisa membuat lowongan kerja, akan tetapi untuk mereka sendiri bisa memberdayakan diri mereka sendiri dalam hal perekonomian.
Sementara itu, Wali Kota Padang Mahyeldi mengatakan, pengangguran nasional mencapai 9 persen, yang paling banyak terdapat di Sumbar. Maka masalah pengangguran menjadi persoalan yang cukup serius di Sumbar, khususnya di Kota Padang.
“Belakangan pertumbuhan ekonomi di Padang agak melambat. Tapi yang parahnya ketika kota ini dihoyak gempa pada tahun 2009 lalu. Sehingga berdampak kepada perekonomiam masyarakat,” ujarnya.
Menurut wako, pascagempa gempa pemko terus memotivasi masyarakat untuk berusaha. Akan tetapi belakangan ini, ada beberapa pengusaha meninggalkan kota. Karena mereka kondisi perekonomian di kota ini mulai kurang tidak kondusif. Namun, wako mengaku tidak mengetahui apa yang menyebabkan pelaku usaha itu tidak nyaman. Diharapkan UNP melakukan survei kenapa ini terjadi.
Saat ini pemko telah membentuk Komite Ekonomi Kreatif sebagai wadah perkembangan ekonomi kreatif di Kota Padang. Dalam hal ini juga melakukan kerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK).
Kemudian, pendapatan perkapita di Padang mencapai Rp62 juta pertahun dengan belanja mencapai Rp14 juta pertahun. Sehingga warga bisa melakukan saving atau menabung.
Staf Ahli Menaker Bidang Ekonomi dan SDM Drs Haris Wahyudi mengatakan, ini merupakan kegiatan yang pertama dilaksanakan di daerah, di mana Job Fair dikolaborasikan dengan Talent Festival.
“Di era digital ini masyarakat terutama pencari kerja untuk responsif, karena dampak digital otomatis memengaruhi dunia kerja. Sehingga tantangan dunia kerja ke depan juga ikut terpengaruh. Maka dituntut mahasiswa yang masih duduk di bangku kuliah dan yang lulus untuk responsif, kreatif dan inovatif menjawab tantangan dunia kerja ini,” ujar Haris.
Katanya, era digital berdampak terhadap prodi di perguruan tinggi, sehingga prodi yang tidak sinkron dengan dunia kerja terancam ditutup. Juga dikolaborasikan dunia pendidikan dengan dunia kerja, dengan melakukan pemagangan dan praktek kerja dengan dunia industri lainnya.
Selain itu dituntut mahasiswa untuk pintar msnafaatkan handphone pintar untuk memudahkan dalam belajar dan mengakses dunia kerja, maupun menguasai bahasa asing. Tentu, dalam bersaing di dunia kerja dibutuhkan penguasaan bahasa asing yang baik.
“Sehingga mudah mendapatkannya dunia kerja dan akses dengan pusat tenaga kerja. Saat ini lebih kurang 136 juta tenaga kerja yang tengah mencari kerja, sebagian dri ratusan juta itu masih mengantongi latar belakang pendidikan SMP dan SMA,” pungkasnya. (boy)

Exit mobile version