KURANJI, METRO – Kabut asap di Kota Padang kembali lagi meski sempat menghilang beberapa pekan lalu, karena diguyur hujan beberapa kali. Kabut asap sudah terlihat sejak beberapa hari lalu, terutama di pagi hari.
Meski terlihat tipis dan muncul fluktuatif, namun kabut asap terus menyelumuti langit Kota Padang. Hingga kemarin, kabut asap mulai nampak muncul sehingga membuat pandangan tak sepenuhnya bersih.
Pantauan POSMETRO, tak hanya udara yang kurang bersih, jejeran Bukit Barisan pun kabur terlihat karena gumpalan asap yang menutupi hijaunya perbukitan tersebut. Langit pun tak lagi biru, karena sudah tertutup kabut.
Beberapa warga tak menyangka jika kabut asap kembali menyelimuti Kota Padang. Warga malah menyangka, jika kabut di pagi hari dan cuaca mendung karena akan turun hujan. Tapi, hingga sore dan malam hari hujan tak kunjung turun.
Kabut asap tipis, beruntungnya tak menggangu pemandangan, karena tidak terlalu tebal. Kabut asap ini mulai terlihat sejak pagi hari. Memasuki sore, kabut asap terlihat masih tipis. Adanya, kabut asap tersebut berimbas terhadap pemandangan Kota Padang yang akhirnya samar-samar
“Lah mulai bakabuik pulo udaro balik. Mungkin masih ado juo urang mambaka hutan lai. Wak sangko hari nan ka hujan, kironyo kabuik,” sebut Imel (34), salah seorang warga Kuranji, ketika dijumpai POSMETRO, kemarin.
Menurutnya, pelaku pembakaran hutan segera ditindak. Sehingga dapat memberikan efek jera kepada yang lainnya. Karena kalau tidak disikapi tegas, warga hanya terkena imbas negatifnya dari daerah tetatangga. Sementara pelaku usaha meraup untung besar.
“Seharusnya Pemko Padang juga mengambil sikap tegas. Jangan sampai warganya hanya terkena sesaknya. Jangan hanya diam saja,” sebut Imel.
Warga lain Efendi (45), mengatakan keberadaan asap akan terus berulang jika tak ada komitmen yang tegas dari antara Pemerintah Daerah untuk sama sama menjaga agar pembakaran hutan tak terjadi. Kejadian kabut asap ini sudah kejadian berulang. Dan, warga Padang hanya bisa ’menikmati’. Akibatnya banyak warga yang sakit.
Sementara itu, Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Edi Hasymi mengatakan, bahwa Kota Padang hanya terkena imbas dari kabut asap dari daerah tetangga. Yang berwenang melakukan penindakan adalah pemerintah daerah setempat. “Kita hanya terkena imbasnya,” sebut Edi.
Waspada Penurunan Kualitas Udara
Terpisah, Analisis Citra Satelit Himawari BMKG, Senin (14/10) pukul 11.00 menunjukkan adanya sebaran asap yang mulai masuk ke wilayah tenggara Sumbar. Sebaran asap sendiri terpantau meluas dari wilayah Riau, Jambi dan Sumsel. Hal ini sejalan dengan masih adanya hotspot yang terpantau pada daerah tersebut.
Sementara untuk di sekitaran Kota Padang, asap masih terlihat menutupi langit. Berdasarkan pengukuran PM10 di GAW Kototabang, Kabupaten Agam dalam tiga hari terakhir menunjukkan angka pada level menengah yang umumnya terjadi mulai siang hingga sore hari.
“Level ini masih berada di bawah baku mutu PM10 yaitu 150 ug/m3, adapun parameter Aerosol Optical Depth (AOD) masih berada pada nilai <1, yang berarti kondisi udara secara umum belum terkontaminasi partikulat padat seperti debu dan partikel asap kebakaran,” ujar Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global (SPAG/GAW), Wan Dayantolis.
Berdasarkan prediksi model terdapat potensi penurunan kualitas udara ke level sedang secara meluas pada Kamis (17/10).
Prediksi potensi penurunan kualitas udara diperkirakan ke level sedang hari Kamis besok, untuk saat ini dampak yang umum terasa adalah penurunan jarak pandang,” katanya.
Dijelaskan, keberadaan PM10 dengan konsentrasi pada level sedang biasanya memberi dampak kurang baik pada kelompok rentan.
“Untuk keberadaan PM10 di level serang biasanya memberi dampak kurang baik pada anak-anak dan lansia serta kelompok yang memang memiliki riwayat gangguan saluran pernafasan,” ujarnya
Ia juga berharap, kepada kelompok yang rentan tersebut agar mengurangi aktivitas diluar ruangan untuk menghindari hal yang tidak di inginkan.
“Kita berharap untuk kelompok-kelompok tersebut sedikit mengurangi aktivitas di luar ruangan, untuk menghindari segala hal yang berdampak buruk bagi kesehatan,” ulas Wan Dayantolis.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar, Siti Aisyah, mengingatkan masyarakat agar tidak perlu khawatir jika ingin melakukan aktivitas di luar ruangan karena kualitas udara di Sumbar masih baik. Selain itu, masyarakat juga perlu terlibat melakukan pencegahan kebakaran lahan terutama dilingkungan tempat tinggal.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Mairizon mengakui kabut asap memang kembali masuk ke Kota Padang. DLH telah mengambil sampel dan memeriksa kadar debu yang terkandung didalamnya.
Dari hasil pemeriksaan sampel udara yang diambil per tanggal 14 Oktober jam 15.00 WIB, parameter PM10 masih dalam kategori baik dengan nilai 36. Nilai tersebut turun 1 poin dari hari sebelumnya sebesar 37.
“Kabut asap memang kembali hadir. Tapi masih aman,” sebut Mairizon singkat. (tin/heu)