PADANG, METRO – Kapolda Sumbar, Irjen Pol. Fakhrizal menghadiri peresmian alih status perguruan tinggi (PT) yang sebelumnya bernama STIKes menjadi Universitas Fort De Kock Bukittinggi sebagai tamu kehirmatan, Senin (14/10). Kapolda juga didaulat, untuk menekan tombol pembukaan papan selebung, didampingi Kadis Pendidikan Bukittinggi, Melfi Abra, Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan LLDIKTI Wilayah X, Ely Susanti, Pembina Yayasan Fort De Kock, Zainal Abidin.
Fakhrizal mengatakan, pendidikan sangat menentukan kemajuan suatu negeri, di mana ada perguruan tinggi, di situ geliat kehidupan dan peradapan akan berkembang pesat. Seperti Kota Bandung yang menjelma menjadi kota pelajar. Begitu juga Kota Yogyakarta, Jalan Kaliurang yang dulunya desa pinggiran, kini menjadi Kota Metropolitan yang tertib dan beradab. “Dulu tempat ini bukit yang penuh semak belukar, sekarang sudah menjelma menjadi gedung megah dan berarsitektur tinggi dengan nilai-nilai sejarah bangsa. Mudah-mudahan, Bukittinggi bisa juga jadi kota pelajar,” kata Pol Fakhrizal.
Dikatakan Fakhrizal, lahirnya para tokoh dan cendikiawan, merupakan tepaan dari tangan-tangan dingin para niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai. Untuk itu, sebagai putra daerah Agam Luhak Nan Tuo, berkewajiban menitipkan kepada Pemko Bukittinggi dan Pemkab Agam serta tokoh masyarakat agar memelihara Universitas Fort De Kock ini.
“Pencapaian visi pemerintah di bidang pendidikan, kesehatan dan pariwisata akan mewujudkan Kota Bukittinggi sebagai kota pelajar, yang nantinya akan melahirkan generasi penerus anak bangsa yang berintelektual, unggul dan berkarakter. Saya mengucapkan terimakasih kepada walikota Bukittinggi atas dukungan sumberdaya terhadap penyelenggaan dan pembinaan perguruan tinggi ini,” ujar Fakhrizal
Fakhrizal menegaskan, pendidikan karakter dan akademis, baik di dalam negeri maupun luar sangat menentukan tatanan pemerintahan yang baik, sehingga bangsa kita sejajar dengan bangsa lain di dunia.
“Saya mengucapkan selamat atas pengukuhan Universitas Fort De Kock serta pelantikan rektor beserta jajaran periode 2019-2023. Mudah-mudahan dengan pengukuhan ini, dapat menjadikan Fort De Kock sebagai universitas yang dapat menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional serta memiliki daya saing global,” ungkap Fakhrizal.
Kunjungan Kapolda ke Bukittinggi itu didampingi Ketua Bhayangkari Daerah Sumatera Barat Ny. Ade Fakhrizal, Dir Pam Obvit, Kombes Pol Agus Krisdiyanto, Dir Binmas, Kombes Pol. Nasrun Fahmi, Kabid Humas, Kombes Pol. Syamsi
Kabid Propam, Kombes Pol Suranta Pinem dan Koorpsripim, AKBP Iwan Ariyandhi. Perubahan status ini tertuang dalam Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi No. 786/KPT/I/2019 tentang izin perubahan bentuk Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi menjadi Universitas Fort De Kock, yang diselenggarakan oleh Yayasan Fort de Kock Bukittinggi.
Evi Hasnita yang didapuk menjadi Rektor Universitas Fort De Kock Bukittinggi mengungkapkan, dengan perubahan ini maka akan ada dua hingga tiga fakultas ditambah satu program pasca sarjana, yang akan dibentuk dan akan beroperasi dalam waktu dekat. “Ada dua prodi (program studi) baru yang dibuka di Universitas Fort De Kock, diantaranya prodi Bisnis Digital program sarjana, serta prodi Kewirausahaan yang juga program sarjana. Jadi sekarang sudah ada 11 prodi disini,” ujar Evi Hasnita. (rgr)