Iqbal dan Amasrul tanpa Kepentingan Pribadi di Kota Padang, Fokus Pembangunan, tak ada Bisnis dan Warisan yang Harus Dijaga

DEBAT PUBLIK— Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang nomor urut 2 M Iqbal-Amasrul, mengikuti debat publik yang diselenggarakan oleh KPU Kota Padang di Hotel Mercure, Sabtu (26/10) lalu.

PURUS, METRO–Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Tahun 2024, kali ini mengikuti debat publik yang diselenggarakan oleh KPU Kota Padang di Hotel Mercure, Sabtu (26/10) lalu. Didampingi oleh keluarga serta pendukung dari partai koalisi antara Partai Keadilan Sosial (PKS) dan Partai Demokrat yang ikut me­ramai­kan acara.

Di awal sesi pasangan nomor urut 2 Iqbal dan Amasrul kembali me­nyam­­paikan visi dan misinya tanpa menggu­nakan teks. Keduanya saling me­ngisi, tidak hanya calon Wali Kotanya saja yang menyampaikan visi dan misi tersebut. Iqbal dan Amasrul berbagi tugas da­lam penyampaian visi dan misi. Hal yang akan mereka kerjakan juga saat terpilih pada Pilkada 27 November 2024.

Sesi demi sesi terus berjalan, debat semakin panas, suasana pendukung juga semakin riuh, namun Iqbal dan Amasrul tetap dalam kondisi tenang dan fokus agar tidak terganggu dengan hal yang lain. Iqbal begitu menguasai debat dan panggung. Dia fokus pada persoalan-persoalan Kota Padang yang semakin banyak.

Semua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota mendapatkan waktu yang sama untuk menjelaskan atau pun menanggapi satu sama lain, tidak ada perlakukan yang berbeda. Iqbal dan Amasrul juga sangat pandai memanfaatkan waktu yang diberikan oleh panitia. Tak ada yang terpotong oleh waktu.

Cawawako Padang Amas­­rul mengatakan bahwa untuk membangun Kot­a Padang tidak bisa hanya de­ngan menggunakan uang sendiri atau APBD Kota Padang. Karena itu semua lapisan masyarakat harus terlibat untuk membangun Kota Padang yang nyaman dan aman. Dana pusat sangat diandalkan untuk pembangunan kota.

Di akhir sesi pasangan Iqbal dan Amasrul menyampaikan bahwa Iqbal dan Amasrul tidak mempunyai kepentingan di Kota Padang. Keduanya tidak ada apa-apa yang dibisniskan di Kota Padang, tidak ada warisan yang harus dijaga di Kota Padang.

Iqbal dan Amasrul me­yakini, jika orang yang tidak terikat dengan bisnis dan warisan di Kota Pa­dang, maka dia akan serius membangun Kota Pa­dang. Karena benar-benar bisa fokus dalam pembangunan dan tidak banyak yang harus ditakutkan. Berbeda jika menjadi calon yang punya warisan yang harus dijaga di Padang, dan juga bisnis yang dikerjakan keluarga di Padang.

“Kami datang penuh dengan cinta. Memang Iqbal tidak pernah tinggal di Kota Padang, namun wakil saya tidak pernah meninggalkan Kota Pa­dang. Dari awal karirnya mulai dari lurah hingga karir terakhirnya menjadi Kepala Dinas Pemberda­yaan Masyarakat dan Desa Proivinsi Sumatera Barat,” tutup Iqbal dalam narasi penutupnya. (*)

Exit mobile version