Start TdS di Padangpariaman.
MATOAIA, METRO –Warga Kota Padang akan diuji lagi kesabarannya pada ajang penutupan Tour de Singkarak (TdS) pada 11 Oktober mendatang. Sebagai tuan rumah Etape IX, jalur dari Pantai Padang hingga Kampus Unand, Limaumanih bakal ditutup sejak pukul 11.00 hingga 16.00 WIB.
Kepada warga yang berada di jalur rute pembalap TdS diminta tak melewati jalur balapan. ”Ya, itu konsekwensi acara sebesar itu digelar. Bayangkan, acara Tour de France di Perancis juga menimbulkan kemacetan di mana-mana,” ujar Kepala Dishubkominfo Padang Rudy Rinaldy, Rabu (7/10).
Dikatakannya, agenda balapan internasional itu memiliki nilai positif dan memberi multiplier efek bagi Sumbar, dan Kota Padang khususnya. Dampaknya tidak langsung dirasakan beberapa hari usai TdS dilaksanakan. Tapi, pada jangka menengah dan panjang.
”Kita imbau agar warga Kota Padang lebih sabar dan benar-benar melihat rute yang akan dilalui pembalap TdS. Tidak usah masuk ke lokasi tersebut ketika iven berlangsung,” ujarnya. Sekadar diketahui, TdS tahun ini merupakan tahun ketujuh pelaksanaannya.
Menurut Rudy, warga Kota Padang Padang hanya rugi 3 hari saja dalam setahun. ”Efek dominonya yang harus kita raih untuk jangka menengah dan panjang,” ujarnya.
Rencananya, Etape IX dijadwalkan pada 11 Oktober. Lokasi jalan sudah harus dipersiapkan dan ditinjau dari 10 Oktober. Di Etape IX ini, pembalap akan bolak balik sebanyak empat kali di jalur Pantai Padang- Unand. Kemudian baru ditutup di depan Lapau Panjang Cimpago (LPC) Pantai Purus.
”Karena itu kita imbau pada warga yang berada di sepanjang tepi laut (Padang Padang) – Unand agar tak menggelar pesta pada hari itu, demi suksesnya iven internasional ini. Tidak hanya itu, warga juga diimbau agar tidak meletakan material bangunan di sepanjang jalan, karena dapat mengganggu rute balap,” pungkas Rudy.
Sementara, berdasar pengalaman pelaksanaan TdS dari tahun ke tahun, di setiap ruas jalan yang dilalui pembalap bakal terjadi kemacetan besar dengan waktu yang cukup lama. TdS yang digadang-gadangkan sebagai iven yang memberikan dampak positif untuk Kota Padang ini, malah merugikan banyak warga Kota Padang.
Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, dan juga ketika Etape I pada Sabtu lalu, lalu lintas lumpuh hampir lima jam. Penyelenggaraan TdS banyak dicibir oleh warga. Penutupan jalan terlalu lama. Saat itu, jalan sudah ditutup sejak pukul 11 pagi hingga 4 sore.
Kondisi ini tentu sangat merugikan banyak warga, tidak hanya dalam segi waktu, juga biaya serta kepentingan yang seharusnya bisa dilaksanakan saat itu. Keresahan ini dirasakan oleh pemilik toko kelontong di Pasar Raya Ibrahim (39). Katanya, banyak kerugian yang dirasakan para pedagang saat itu, terutama kerugian materi.
”Masalah dapua kami bana nan takanai dek nyo. Kalau jalan ditutuik kiro-kiro jam lapan pagi sampai siang. Otomastis omset kami bakurang, aturan dapek bulek, iko satangah se indak sampai do,” ungkapnya kepada POSMETRO.
Apalagi para pedagang biasanya pagi datang kepasar untuk membuka toko. Tentu dengan adanya Tds ini akan menghambat. “Sebaiknya pemko mengkaji ulang kembali pelaksanaan ini, apakah jalur yang dipakai ini sebaiknya hanya sejalur. Sehingga tidak memiliki dampak sosial, dan masyarakatpun tidak terganggu. Sudah iven ini dibiayai oleh uang rakyat, namun hanya bisa membuat rakyat sengsara karena jalanan kota ini ditutup dua sampai tiga jam sebelum pembalap tersebut melintas,” tutupnya. (o/tin)